Skip to main content

Kitab Alfiyah Ibnu Malik dan Kegiatan Hafalan Santri

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - Kitab Alfiyah Ibnu Malik merupakan kitab nahwu fenomenal dalam dunia pesantren. Kitab ini merupakan karya dari as-Syaikh al-Imam Abu Abdillah Jamaluddin Muhammad bin Abdillah bin Malik at-Tha'i al-Andalusi al-Jayyani as-Syafi'i.

Kitab Alfiyah Ibnu Malik adalah kitab nahwu yang berbentuk sya'ir, yang terbagi dalam 1002 bait nadham. Disebutkan fenomenal, karena hampir semua pesantren di Indonesia mengajarkan kitab yang di negara barat kerap disebutkan dengan "The Thousand Verses".

Kitab ini selalu jadi referensi pada kajian ilmu tata bahasa Arab. Bahkan juga di negara Arab sendiri, kitab ini mendapat banyak perhatian para ulama nahwu. Perihal ini bisa ditunjukkan dengan banyak timbulnya kitab kembangan seperti kitab Audhah al-Masalik, Taudhih al-Maqashid as-Syafi'iyyah, syarah Abi Zayd al-Makudi, dan sebagainya yang keseluruhannya merupakan reproduksi dari kitab Alfiyah Ibnu Malik.

Baca juga : Istilah dalam Ilmu Nahwu Shorof yang Penting Diketahui

Kitab-kitab tersebut sebagai keterangan secara rinci mengenai nadham-nadham Alfiyah ibnu Malik, baik yang dikemas dalam bentuk Syarah atau Hasyiah. Keterangan-keterangan kaidah dari kitab Alfiyah juga mencakup makna yang padat. Itu sebabnya, kitab ini mempunyai banyak syarah, satu di antaranya yaitu syarah Ibnu 'Aqil yang selanjutnya disyarahi oleh kitab lain yang lebih tebal dan rinci.

Kitab ini banyak didalami di sejumlah pesantren di Indonesia dan umumnya memakai model hafalan terlebih dahulu sebelum mendalami isinya. Para santri disuruh menghafalkan bait-bait nadham Alfiyah. Cukup banyak dari mereka yang sanggup menghafal semua bait. Mereka yang sanggup menghafal semua bait tersebut, umumnya akan memperoleh apresiasi, baik dari kyai, ustadz, dan rekan-rekan santri yang lain.

Baca juga : Kitab Nahwu dan Sharaf yang Banyak dipelajari di Pesantren

Untuk mempermudah hafalannya, umumnya beberapa santri melantunkan bait-bait nadham itu dengan bermacam lagam lagu, mulai dari lagam lagu religius sampai lagam beberapa lagu gambus. Fenomena menarik dari cara penghafalan bait nadham ini yaitu, untuk memperkuat hafalan santri. Banyak pula beberapa santri yang sanggup menghafalnya dari belakang (bait nadham terakhir selanjutnya dilanjutkan ke bait-bait nadham paling awal).

Di tengah mereka menghafal, beberapa santri akan memperoleh keterangan dari kyai berkaitan dengan makna bait nadham itu sekalian diterangkan maksudnya. Akan tetapi, umumnya model pembelajarannya ini memiliki sifat deduktif, atau model pembelajaran yang diawali dari keterangan kaidah secara mendalam baru selanjutnya memberikan beberapa contohnya.

Baca juga : Tingkatan Kitab Nahwu dari Pemula Hingga Tingkatan Paling Tinggi

Tujuan pokok dari model pembelajaran seperti ini lebih kepada bagaimana para santri itu bisa menguasai kaidah-kaidah nahwiyyah (Sehri 2010, 52), yang bakal digunakan saat membaca dan menganalisis gramatika teks bahasa Arab.

youtube image
Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar