Skip to main content

Makalah Isim Mabni dan Isim Mu'rab

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - Isim mabni dan isim mu'rab merupakan cabang dari banyaknya pembahasan dalam ilmu nahwu atau syntax. Berbicara mengenai isim mabni dan isim mu'rab sama halnya berbicara tentang hal-ihwal perubahan akhir suatu kalimah dalam bahasa Arab, baik yang mu'rab ataupun mabni.

Untuk lebih terfokus pada pembicaraan mengenai kedua istilah ini, maka dalam makalah isim mabni dan isim mu’rab ini akan dikemukakan 3 pertanyaan, yaitu :

  1. Apa pengertian isim mabni dan isim mu'rab ?
  2. Ada berapa isim-isim yang mabni dan mu’rab ?

A. Pengertian Isim Mabni dan Isim Mu'rab

Secara umum mabni berarti tetap dan beku. Jadi kalimah yang mabni adalah kalimah yang tidak berubah keadaan akhirnya meskipun dipengaruhi oleh amil yang berbeda-beda. Kalimah yang berstatus mabni dalam bahasa Arab tersebar pada tiga kelompok kalimah, yaitu isim, fi'il dan huruf.

Dari ketiga jenis kalimah tersebut, hanya kalimah huruf lah yang secara keseluruhannya berstatus mabni. Sedangkan kalimah isim dan fi'il sebagian ada yang dihukumi mabni ada juga yang mu'rab.

Yang dimaksud dengan mu'rab adalah sebuah istilah yang disematkan pada kalimah-kalimah dalam bahasa Arab yang mengalami perubahan pada akhirnya. Isim mu’rab adalah kelompok kalimah yang dapat berubah akhirnya seiring perbedaan kedudukan kalimah tersebut.

Dalam bahasa Arab, hanya kalimah huruf lah yang tidak berstatus mu’rab, semua huruf keadaan akhirnya tetap, tidak mengalami perubahan. Kalimah isim dan fi’il sebagian dapat berubah akhir kalimahnya sebagian ada yang tetap. Akan tetapi, secara kuantitas kalimah isim lah yang banyak mengalami perubahan pada akhirnya atau berstatus mu’rab.

Contoh lafadz “Zaid” yang dapat berubah-ubah akhir kalimahnya tergantung dengan kedudukannya dalam suatu kalimat. Jika berkedudukan rafa’ maka di i’rabi dengan alamat dhammah, ketika nashab dengan fathah, dan ketika jer dengan kasrah. 

B. Kalimah Isim yang Mabni dan Mu’rab

Dalam bahasa Arab ada enam macam isim mabni. Enam macam isim mabni yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  1. Isim Dhamir, adalah isim yang mabni dari berbagai bentuknya, baik muttashil (sambung) maupun yang munfashil (tidak sambung/terpisah).
  2. Isim Isyarah, adalah isim mabni yang dipakai untuk menunjukkan benda/orang.
  3. Isim istifham, adalah isim mabni yang sering kita temui pada awal kalimat untuk menanyakan sesuatu yang belum kita mengerti atau ketahui.
  4. Isim maushul, adalah isim mabni yang dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai kata hubung.
  5. Isim syarat, adalah isim mabni yang memiliki fungsi sebagai penghubung di antara dua kalimah.
  6. Isim fi’il, adalah isim mabni yang dalam lafadznya berupa isim, namun dalam pengamalannya seperi kalimah fi’il.

Adapun macam-macam isim mu’rab adalah sebagai berikut :

  1. Isim mufrad, adalah isim yang bermakna tunggal, tidak menunjukkan makna rangkap/ganda dan jamak.
  2. Isim tasniyah, adalah isim mu’rab yang menunjukkan makna rangkap atau ganda.
  3. Isim jamak, adalah isim mu’rab yang memiliki makna tiga ke atas. Isim ini dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu jamak salim dan taksir. Jamak salim kemudian dibagi lagi menjadi 2 macam, yaitu jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
  4. Isim maqhur, adalah isim mu'rab yang akhir kalimahnya berupa alif lazimah atau alif bengkok dan huruf sebelum akhir dibaca fathah.
  5. Isim manqush, adalah isim yang diakhiri dengan ya’ lazimah dan huruf sebelum akhir dibaca kasrah.
  6. Asma’ul khamsah, adalah isim-isim yang lima, yaitu abun (bapak), akhun (suadara), famun (mulut), chamun (paman), dan dzu (pemilik). Dalam kitab Syarah Ibnu Aqil li Alfiyah Ibn Malik ketambahan lafadz hanu (sering dimaknai anu), oleh karenanya disebut sebagai asma’us sittah atau isim-isim yang enam.
  7. Isim ghairu munsharif, adalah isim mu’rab yang tidak menerima tanwin sebab ada sesuatu yang mencegah ia untuk menerima tanwin. Dalam kaidah ilmu nahwu, sesuatu yang mencegahnya ini disebut dengan man’u as-sharfi.

Jika ditotal secara keseluruhan dari macam-macam isim mu’rab yang telah disebutkan di atas, maka jumlahnya ada sembilan, yaitu isim dhamir, isim tasniyah/mutsanna, isim jamak taksir, isim jamak mudzakkar salim, isim jamak muannats salim, isim manqhus, isim maqshur, dan asma’ul khamsah atau asma’us sittah.

Kesimpulan

Isim mabni adalah isim yang akhir kalimahnya tidak berubah sama sekali, kebalikan dari isim mu’rab yang mengalami perubahan akhirnya seiring dengan berbedanya amil. Dari ketiga kalimah dalam bahasa Arab, hanya kalimah huruf lah yang tidak berubah akhir kalimahnya. Sisanya (isim dan fi’il) sebagian ada yang mabni, sebagian lagi ada yang mu’rab. Namun, kebanyakan dari kalimah isim itu mu’rab, suatu isim bisa saja berubah menjadi mabni apabila ia menyerupai kalimah huruf dengan kemiripan yang sangat dekat. Dalam ilmu nahwu, kemiripan antara isim dan fi’il tersebut diistilahkan dengan syibhul mudni.

Dan tidak semua isim isyarah dan isim maushul itu mabni, ada sebagian kecil lafadz dalam isim isyarah dan isim maushul yang dihukumi mu’rab, seperti bentuk mutsanna dari isim isyarah dan maushul. Akan tetapi, sebagian ulama  ada yang mengatakan bahwa itu hukumnya adalah mabni. Wallahu a’lam. 

Daftar Pustaka :

  • Razin, Abu dan Ummu Razin. 2015. “Ilmu Nahwu untuk Pemula”, cet II. (Pustaka BISA).
  • Rappe. 2013. "Ilmu Nahwu Dasar dan Pola-pola Penerapannya dalam Kalimat", cet I. (Makassar: Alaudin Press).
  • Darwis, Abdullah. 1987. "Dirasat fi Ilmi Sharf", cet II (Makkah al-Mukarramah: Maktabah at-Thalib al-Jami'iy).
Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar