Skip to main content
Beranda Mufrodat

Isim Mu'rab: Pengertian dan Macam-macam Isim Mu’rab beserta Contohnya

Table of Content [ ]
Pengertian dan Macam-macam Isim Mu’rab beserta Contohnya - Isim mu’rab dan isim mabni dalam ilmu Nahwu merupakan kalimah isim yang dilihat dari harakat akhirnya. Namun, pada hakikatnya semua kalimah isim dalam ilmu Nahwu adalah mu’rab. Suatu isim bisa berstatus mabni sebab ia menyerupai kalimah huruf, dalam istilah Nahwu, persamaan ini disebut sebagai Syibhul Mudni. Sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya pada kajian mengenai Isim Mabni. Nah, kali ini kami akan menguraikan mengenai pengertian isim mu’rab secara bahasa maupun istilah, dan macam-macam isim mu’rab beserta Contohnya.

Pengertian Isim Mu’rab (اسم معرب)

Secara bahasa (etimologi) kata mu’rab (معرب) merupakan bentuk isim maf’ul dari kata أَعْرَبَ-يُعْرِبُ yang berarti menyatakan, menerangkan, mengungkapkan, atau mengucapkan.

Sedangkan pengertian isim mu’rab secara istilah (terminologi) adalah isim yang berubah-ubah harakat akhirnya sebab berbedanya amil yang masuk pada kalimah isim tersebut.

إِسْمٌ مُعْرَبٌ هُوَ مَا تَتَغَيَّرُ حَرَكَةُ آخِرِهِ بِتَغَيُّرِ العَامِلِ الدَّاخِلِ عَلَيْهِ. وَهُنَاكَ إسْمٌ مُعْرَبٌ بِالحَرَكَاتِ، وَاسْمٌ مُعْرَبٌ بِالحُرُوْفِ

“Isim mu’rab adalah isim yang harakat akhirnya berubah sebab berbeda-bedanya amil yang masuk. Dan isim mu’rab yang demikian ada yang dii’rabi dengan harakat dan huruf”.

Baca juga : Makalah Isim Mabni dan Isim Mu'rab

Dalam redaksi yang mudah dipahami, bahwa isim mu’rab merupakan isim yang harakat akhirnya tidak tetap, lawan kata dari isim mabni. Di lihat dari segi mu’rabnya, macam isim mu’rab ada 2, yaitu isim yang di-i’rabi dengan harakat dan di-i’rabi dengan huruf. Untuk isim mu’rab yang di-i’rabi dengan harakat ada 6 macam, antara lain yakni isim mufrad, jamak muannats salim, jamak taksir, isim maqshur, isim manqush dan isim ghairu munsharif. Adapun isim mu’rab yang di-i’rabi dengan huruf ada 3 macam, yaitu isim tasniyah, jamak mudzakar salim dan asma’ul khamsah/asma’u as-sittah.

Baca juga : Perbedaan antara Isim Mabni dan Isim Mu'rab

Macam-macam Isim Mu’rab

Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa mu’rab adalah kelompok kata atau isim yang berubah-ubah keadaan akhirnya. Ada kalanya mu’rab bil harakati, dan mu’rab bil harfi.

Dalam ilmu nahwu, macam-macam isim mu'rab ada 9 macam, yaitu :

  1. Isim mufrad,
  2. Isim tasniyah,
  3. Isim jamak mudzakar salim,
  4. Isim jamak muannas salim,
  5. Isim jamak taksir,
  6. Isim maqshur,
  7. Isim manqush,
  8. Asma'ul khamsah / asma' as-sittah
  9. Isim ghairu munsharif.

Baca juga : Pertanyaan Tentang Isim Mu'rab dan Mabni

1. Isim Mufrad (إسم المفرد)

Kata mufrad berarti tunggal, sendiri atau yang satu. Dalam ilmu Nahwu, isim mufrad adalah isim yang memiliki makna tunggal. Adapun alamat i’rabnya, yakni dengan harakat dhammah ketika rafa’, fathah ketika nashab, dan kasrah ketika jer.

وَهُوَ مَا لَيْسَ مُثَنَّى وَلَا مَجْمُوْعًا وَلَا مُلْحَقًا بِهِمَا وَلَا مِنَ الأَسْمَاءِ الخَمْسَةِ

“Isim mufrad adalah isim yang bukan berupa tasniyah, jamak atau mulhaq dengan keduanya, dan tidak termasuk asma’ul khamsah”.

Seperti kata مُسْلِمٌ (orang Islam), مُؤْمِنٌ (orang mukmin), زَيْدٌ (nama seseorang), تَاجِرٌ (pedagang), dan sebagainya.

Contoh isim mufrad dalam kalimah:

مِنَ الغَرِيْبِ أَلَّا يُحِبُّ المُسْلِمُ اللُّغَةَ العَرَابِيَّةَ وَهِيَ لُغَةُ القُرْآنِ (Aneh kalau seorang muslim tidak menyukai bahasa Arab, padahal itu bahasa Al-Qur’an).

المُؤْمِنُ مَنْ يَعِيْشُ دُنْيَاهُ مِنْ أَجْلِ الفَوْزِ بِالآخِرَةِ (Seorang mukmin adalah yang hidup di dunia demi meraih akhirat).

كَيْفَ لَهَا أَنْ تُحِبَّ زَيْدًا فَقِيْرًا ؟ (Bagaimana mungkin dia mencintai Zaid yang miskin ?).

يَمْلِكُ التَّاجِرُ كُلَّ أَنْوَاعِ الأَكْيَالِ (Pedagang itu memiliku semua jenis alat takaran).

2. Isim Tasniyah (اسم التثنية)

Macam isim mu’rab yang satu ini mungkin sedikit sulit menemukan padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebab, dalam bahasa Indonesia kita hanya mendapati istilah tunggal dan jamak. Namun demikian, kiranya arti ganda lah yang mungkin cocok dengan istilah tasniyah dalam bahasa Arab.

وَهُوَ مَا دَلَّ عَلَى اثْنَيْنِ بِزِيَادَةٍ فِى آخِرِهِ

“Isim tasniyah adalah isim yang menunjukkan arti dua / ganda, dengan huruf tambahan di akhir kalimahnya”.

Isim tasniyah merupakan isim mu’rab yang memiliki arti dua / ganda dengan tambahan alif+nun / ya’+nun di akhir kalimahnya. Isim ini termasuk dalam kategori isim mu’rab bil harfi (dialamati dengan huruf). Yakni i’rab alif ketika rafa’, dan ya’ ketika tingkah nashab maupun jer. Misalnya seperti lafadz مُسْلِمَانِ / مُسْلِمَيْنِ (dua orang muslim), رَجُلَانِ / رَجُلَيْنِ (dua pemuda), dan lain sebagainya.

Baca juga : Pembagian Isim Tasniyah atau Isim Mutsanna

Contoh isim tasniyah dalam kalimat:

إِذَا هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَشْفَلَا وَاللّهُ وَلِيُّهُمَا (Ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah penolong bagi kedua golongan itu).

مَاذَا عَلَيْكُمْ لَوْ قَرَأْتُمْ صَفْحَتَيْنِ مِنَ القُرْآنِ فِى اليَوْمِ ؟ (Apa susahnya kalau kalian mengaji dua lembar sehari?).

عَلَيْكُمْ أَنْ تَقْرَؤُوا عَلَى الأَقَلِّ كِتَابَيْنِ فِى اليَوْمِ (Kalian harus membaca paling tidak dua buku sehari).

Baca juga : Contoh Isim Mu'rab dalam Al-Qur'an

3. Isim Jamak Mudzakar Salim (جمع المذكّر السّالم)

وَهُوَ لَفْظٌ دَلَّتْ عَلَى أَكْثَرَ مِنِ اثْنَيْنِ بِزِيَادَةٍ فِى آخِرِ

“Jamak mudzakar salim adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan tambahan huruf di akhir kalimahnya”.

Isim jamak mudzakar salim merupakan isim mu’rab yang ketika rafa’ di i’rabi dengan wawu, dan dengan ya’ ketika tingkah nashab dan jer. Seperti lafadz مُسْلِمُوْنَ / مُسْلِمِيْنَ (orang-orang muslim), dan sebagainya.

Baca juga : Syarat Jamak Mudzakar Salim dan Pembagiannya

Contoh jamak mudzakar salim dalam kalimat:

إِنَّمَا المُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ (Orang-orang beriman itu sesungguhnya adalah saudara).

إِنَّ المُؤْمِنِيْنَ الصَّالِحِيْنَ ذَوُونَ خُلُقٍ حَسَنٍ (Sesungguhnya orang-orang yang beriman memiliki akhlak yang baik).

وَفِى الأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوْقِنِيْنَ (Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin).

Catatan: Terdapat sedikit persamaan antara jamak mudzakar salim dan isim tasniyah ketika menduduki mahal nashab dan jer, mereka sama-sama memakai huruf tambahan berupa ya’+nun. Untuk membedakannya, pada isim tasniyah huruf sebelum tambahan dibaca fathah (زَيْدَيْنِ), sedangkan pada jamak mudzakar salim dibaca kasrah (زَيْدِيْن). Dan sesuai dengan konteks susunan kalimat yang kita temui.

4. Isim Jamak Muannats Salim (جمع المؤنّث السالم)

Pengertian isim jamak muannats salim tidak berbeda jauh dengan pengertian jamak mudzakar salim. Hanya berbeda dalam penambahan huruf (dengan alif+ta’) dan penggunaannya saja. Jika jamak mudzakar salim digunakan untuk jenis laki-laki, maka jamak muannats salim sebaliknya, yakni digunakan untuk jenis perempuan. Dalam hal mu’rab, jamak muannats salim dii’rabi dengan dhammah ketika rafa’, dan dengan kasrah ketika nashab dan jernya. Misalnya lafadz مُسْلِمَاتٌ / مُسْلِمَاتٍ (orang-orang muslimah), dan lain-lain.

Contoh jamak muannats salim dalam kalimat:

تَسْتَعْمِلُ المُسْلِمَاتِ أَلْثَامًا (orang-orang muslimah itu memakai cadar).

إِنَّمَا المُؤْمِنَاتِ الصَّالِحَاتِ ذَوَاتُ خُلُقٍ حَسَنٍ (Seseungguhnya para wanita beriman memiliki akhlak yang baik).

حَصَلَ أَوَائِلُ المُشْتَرِيَاتِ عَلَى الحَسْمِ (Orang-orang yang pertama membeli (pr) akan mendapatkan diskon).

Baca juga : Contoh Jamak Muannats Salim: I'rab, Pengertian, dan Penjelasannya

5. Isim Jamak Taksir (جمع التكسير)

Pengertian isim jamak taksir secara bahasa (etimologi) adalah bentuk mashdar dari kata kassara (كَسَّرَ), yang berarti rusak. Sedangkan secara istilah (terminologi) jamak taksir adalah isim yang berubah dari bentuk mufradnya.

وَهُوَ مَا تَغَيَّرَ فِيْهِ بِنَاءُ مُفْرَدِهِ

“Isim jamak taksir adalah isim yang mengalami perubahan bentuk mufradnya”.

Misalnya seperti lafadz رَجُلٌ menjadi رِجَالٌ, lafadz نَبِيٌّ menjadi أَنْبِيَاءُ. Sebagai sempel, coba perhatikan lafadz نَبِيٌّ, ketika dijadikan jamak taksir menjadi أَنْبِيَاءُ, dengan merubah struktur asal. Berbeda ketika lafadz نَبِيٌّ kita jadikan jamak mudzakar salim, menjadi نَبِيُّوْنَ, tanpa merusak struktur asal. Inilah mengapa macam isim mu’rab yang satu ini disebut sebagai jamak taksir (rusak), yang merupakan lawan kata dari salim (selamat).

Adapun i’rab isim jamak taksir seperti i’rabnya isim mufrad, yaitu ketika rafa’ dengan dhammah, ketika nashab dengan fathah, dan ketika jer dii’rabi dengan kasrah.

Contoh jamak taksir dalam kalimat:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ (Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita).

إِذْ جَعَلَ فِيْكُمْ أَنْبِيَاءَ (Ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu).

كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ (Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya).

Catatan: Isim jamak merupakan lawan kata dari isim mufrad. Jika isim mufrad menunjukkan makna kurang dari dua, maka isim jamak adalah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua. Dalam bahasa Arab, macam isim mu’rab yang satu ini dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu jamak mudzakar salim, jamak muannats salim, dan jamak taksir. Seperti yang telah dijelaskan di atas.

6. Isim Maqshur (إسم المقصور)

Secara bahasa (etimologi) maqshur merupakan bentuk isim maf’ul dari kata qashara-yaqshuru (قَصَرَ- يَقْصُرُ) yang berarti memberi batas atau membatasi. Sedangkan pengertian isim maqshur secara istilah (terminologi) sebagaimana berikut ini.

كُلٌّ اسْمٍ مُعْرَبٍ آخِرُهُ آلِفَ لَازِمَةٍ وَ مَفْتُوْحٍ مَا قَبْلَهَا

“Isim maqshur adalah setiap isim yang huruf akhirnya berupa alif lazimah (alif bengkok) dan huruf sebelum akhir wajib dibaca fathah”.

Adapun i’rab isim maqshur, baik menempati mahal rafa’, nashab, maupun jer dii’rabi dengan alamat muqaddarah (dikira-kirankan atas alif). Lebih jelasnya, ketika rafa’ dii’rabi dengan dhammah muqoddarah, ketika nashab dengan fathah muqaddarah, dan ketika jer dengan kasrah muqoddarah. Kebalikan dari isim mufrad, yang memakai i’rab dhahirah (nampak). Contohnya seperti lafadz الدُّمَى, bentuk jamak dari lafadz دُمْيَةٌ yang mengikuti wazan فُعْلَةٌ.

Contoh isim maqshur dalam kalimat:

أَهَمُّ الْمَطَالِبِ رِضَا اللهِ (Paling pentingnya pengharapan yakni mengharap ridha Allah).

إِنَّ رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَكُ (Sesungguhnya keridhaan manusia itu akhir yang belum final).

اِحْرِصْ عَلَى رِضَا وَالِدَيْكَ (Serakahlah ..! atas keridhaan kedua orang tuamu)

Catatan: Apabila isim maqshur ditanwin, maka alifnya harus dibuang pada pengucapannya, namun masih ditetapkan dalam penulisannya. Seperti lafadz الجَوَى, ketika al (ال) dibuang menjadi جَوًى. Dan tidak semua isim maqshur itu harus berupa isim tsulasi (isim yang berupa tiga hurufnya), ada juga isim maqshur yang berupa ruba’i, seperti lafadz مُرْتَضَى.

7. Isim Manqush (إسم المنقوص)

Kata manqush merupakan bentuk isim maf’ul dari kata naqasa-yanqusu (نَقَصَ - يَنْقُصُ) yang berarti berkurang. Pengertian isim manqush secara istilah adalah isim yang huruf akhirnya berupa ya’ lazimah.

وَهُوَ كُلُّ اسْمٍ مُعْرَبٍ آخِرُهُ يَاءَ لَازِمَةٍ وَ مَكْسُوْرٍ مَا قَبْلَهَا

“Isim manqush adalah setiap isim yang huruf akhirnya berupa ya’ lazimah dan huruf sebelum akhir wajib dibaca kasrah”.

Berbeda dengan isim maqshur yang secara keseluruhan i’rabnya adalah muqaddarah (dikira-kirakan). Dalam isim maqush, i’rab yang muqaddarah hanya menempati mahal rafa’ dan jer saja, selebihnya memakai i’rab dhahirah (nampak). Lebih jelasnya, apabila rafa’ dan jer dii’rabi dengan dhammah dan kasrah muqaddarah, ketika mahal nashab dii’rabi dengan fathah dhahirah. Contoh isim manqush seperti halnya lafadz القَاضِيْ, الغَالِيْ dan sebagainya.

Contoh isim manqush dalam kalimat:

هَذَا الكِتَابُ غَالٍ بَعْضَ الشَّيْئِ (Buku/kitab ini agak mahal).

فَأَقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ (Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan).

يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَاجَ لَهُ (Pada hari itu manusia (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok).

Catatan: Ketika alif+lam (ال) dibuang, dan tidak dalam keadaan dibaca nashab, maka huruf ya’ isim manqush juga harus dibuang, kemudian mendatangkan tanwin. Contohnya seperti lafadz القَاضِيْ, menjadi قَاضٍ. Kebalikannya isim maqshur yang harus menetapkan alifnya ketika ditanwini.

8. Asma’ul Khamsah (أسماء الخمسة)

Asma’ul khamsah adalah isim-isim yang lima, yaitu أَبٌ (Bapak), أَخٌ (Saudara), حَمٌ (Paman), فُوْ (Mulut), dan ذُوْ (Pemilik). Namun, dalam kitab Al-Fiyah, kita akan mendapati enam macam isim yang disebut sebagai as’mau as-sittah (isim-isim yang enam), yakni ketambahan lafadz هَنُ (Anu). Asma’ul khamsah / asma’u as-sittah merupakan isim mu’rab yang ketika rafa’ dii’rabi dengan wawu, ketika nashab dengan alif, dan ketika jer dengan ya’.

وَارْفَعْ بِوَاوٍ وَانْصِبَنَّ بِالآلِفْ | وَاجْرُرْ بِيَاءٍ مَا مِنَ الأَسْمَا أَصِفْ

“Rafa’kan lah dengan wawu, nashabkan lah dengan alif, dan jerkanlah dengan ya’ pada isim-isim yang telah (mushannif) sifati (asmau as-sittah)”.

Baca juga: Syarat dan I'rab Asma'ul Khamsah / as-Sittah

Contoh asma’ul khamsah / asmau as-sittah dalam kalimat:

جَاءَ أَبُوْ زَيْدٍ (Bapaknta Zaid telah datang).

رَأَيْتُ أَبَاهُ فِى المَسْجِدِ (Saya melihat Bapaknya Zaid di masjid).

مَرَرْتُ بِأَبِيْهِ (Saya berpapasan dengan Bapaknya Zaid).

Catatan: Lafadz هَنُ merupakan kinayah salah satu bagian dari anggota badan yang terkadang memiliki konotasi yang tidak baik, seringnya dimaknai sebagai (anu).

9. Isim Ghairu Munsharif (إسم غير منصرف)

Macam-macam isim mu’rab yang terakhir yaitu isim ghairu munsharif. Pengertian isim ghairu munsharif adalah isim yang tidak menerima tanwin, lawan kata dari isim munsharif (menerima tanwin).

Pada dasarnya, semua isim itu menerima tanwin yang berfungsi lebih memperkuat lagi kedudukan suatu isim. Apabila suatu isim tidak dapat menerima tanwin, sebab ada perkara yang mencegahnya, dalam ilmu nahwu disebut sebagai man’u as-sharfi (منع الصّرف) atau mani’ kemunsharifan. Ada banyak sekali faktor-faktor yang mencegah isim untuk menerima tanwin, seperti isim yang di akhiri dengan alif ta’nits, baik itu alif ta’nits maqshurah maupun mamdudah. Contohnya lafadz عَطْشَى ,حَبْلَى ,حَمْرَاءُ ,سَوْدَاءُ, dan lain-lain.

Adapun i’rab isim ghairu munsharif yakni dengan dhammah ketika menempati mahal rafa’, dan dengan fathah ketika mahal nashab dan jernya.

Contoh isim ghairu munsharif dalam kalimat:

رَغِبَ أَحْمَدُ فِى تَكْوِيْنِ الأَلفَاظِ المُشَوِّقَةِ (Ahmad suka membuat ungkapan-ungkapan yang memotivasi).

أَصَرَّ السَّائِقُ عَلَى المُرُوْرِ وَالإِشَارَةُ حَمْرَاءُ (Supir itu terus menerobos, padahal lampu sedang merah).

بُذُوْرُ الحُبِّ بَيْنَ أَحْمَدَ وَفَاطِمَةَ مُزْدَهِرَةٌ (Benih-benih cinta di antara Ahmad dan Fatimah tumbuh).

Catatan: Pembahasan mengenai isim ghairu munsharif ini akan sangat panjang jika diuraikan secara detailnya. Jadi membutuhkan bab tersendiri untuk diuraikan, yang insyaallah akan dibahas pada artikel kami selanjutnya.

Demikianlah penjelasan pengertian dan macam-macam isim mu’rab yang dapat kami sampaikan. Untuk lebih memudahkan dalam mengenali pembagian isim mu’rab ini, berikut kami sajikan dalam bentuk tabel isim mu’rab. Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kunjungannya.

إسم المعرب
الجرّ النّصب الرّفع الأسماء
كسرة فتحة ضمة المفرد
ياء ياء آلف التثنية
ياء ياء واو جمع المذكر السالم
كسرة كسرة ضمة جمع المؤنث السالم
كسرة فتحة ضمة جمع التكسير
كسرة مقدر فتحة مقدرة ضمة مقدرة المقصور
كسرة مقدر فتحة ظاهرة ضمة مقدرة المنقوص
ياء آلف واو أسماء الخمسة
فتحة فتحة ضمة غير منصرف
Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar