Skip to main content

10+ Contoh Jamak Muannats Salim Lengkap dan Mudah Dimengerti

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - Jamak muannats salim adalah kata benda dalam bahasa Arab yang digunakan untuk menunjukkan bilangan jamak (lebih dari dua). Contohnya seperti kata "muslimatun" (مُسْلِمَةٌ), ketika dijadikan jamak muannats salim menjadi "muslimaatun" (مُسْلِمَاتٌ) atau "muslimaatin" (مُسْلِمَاتٍ).

Melalui artikel ini, mari kenali lebih jauh tentang jamak muannats salim meliputi pengertian, i'rab dan bagaimana contoh penggunaannya dalam kalimat bahasa Arab.

Pengertian Jamak Muannats Salim

Ditinjau dari segi susunannya, jamak muannats salim terbentuk atas tiga kata, yaitu "jamak, muannats dan salim". Secara bahasa, "jamak" artinya adalah kumpulan atau himpunan, "muannats" artinya yang berjenis perempuan (feminin), dan "salim" yang berarti selamat.

Menurut istilah ulama ahli nahwu, yang dimaksud jamak muannats salim adalah kata yang menunjukkan benda atau orang lebih dari dua berjenis perempuan, dan selamat ketika perubahan bentuknya dari mufrad ke jamak.

Imam Musthafa al-Ghalayaini dalam kitab Jami’ud Durus menjelaskan, pengertian jamak muannats salim adalah isim yang dibuat jamak dengan adanya tambahan huruf alif+ta’ di akhir kalimahnya.

Contoh perubahan isim mufrad menjadi jamak muannats salim adalah sebagaimana berikut:

  • طَالِبَةٌ (siswi) – طَالِبَاتٌ (para siswi).
  • مُؤْمِنَةٌ (mukminah) – مُؤْمِنَاتٌ (para mukminah).
  • شَاكِرَةٌ (yang bersyukur) – شَاكِرَاتٌ (orang-orang yang bersyukur).

Pada contoh di atas perubahan bentuk mufrad ke jamak muannats salim cukup jelas. Coba perhatikan isim mufrad "thalibatun" (طَالِبَةٌ), ketika dibuat jamak muannats salim menjadi "thalibaatun" (طَالِبَاتٌ), dengan menambahkan huruf alif+ta’ di akhir kalimahnya.

Demikian halnya dengan kata "mu'minatun" (مُؤْمِنَةٌ) dan "syakiratun" (شَاكِرَةٌ), ketika dijamak muannats salim-kan menjadi "mu'minaatun" (مُؤْمِنَاتٌ) dan "syakiraatun" (شَاكِرَاتٌ).

Baca juga : Contoh Jamak Mudzakkar Salim: I'rab, Syarat, dan Pembagiannya

Apakah isim yang diakhiri alif+ta’ adalah jamak muannats salim ?

Untuk mengetahui apakah suatu isim itu termasuk jenis jamak muannats salim atau tidak memang dapat dilihat dengan adanya huruf tambahan alif+ta’ di akhir kalimahnya. Akan tetapi, tidak semua isim yang diakhiri alif+ta’ adalah jamak muannats salim.

Contohnya seperti "qudhatun" (قُضَاةٌ), isim ini tidak termasuk jenis jamak muannats salim meskipun ada alif+ta’ di akhir kalimahnya. Sebab, alif yang terdapat dalam lafadz tersebut bukanlah alif zaidah (tambahan), melainkan alif pengganti dari huruf ya’ yang dibuang. Bentuk asalnya adalah "qudhayatun" (قُضَيَةٌ) mengikuti wazan "fu'alatun" (فُعَلَةٌ). Dalam ilmu shorof, jika ada ya’ berharakat terjatuh setelah fathah, maka ya’ wajib diganti alif, menjadi "qudhatun" (قُضَاةٌ).

Contoh lain seperti lafadz "abyatun" (أَبْيَاتٌ), isim jamak dari bentuk mufrad "baitun" (بَيْتٌ). Isim ini tidak termasuk jamak muannats salim sekalipun terdapat alif+ta’ di akhir kalimahnya. Karena ta’ yang terdapat dalam lafadz tersebut bukanlah ta' zaidah, melainkan ta' ashliyyah (asli).

Dengan demikian, untuk mengenali suatu isim apakah ia termasuk jamak muannats salim atau bukan, kita perlu teliti dalam melihat huruf alif+ta’ yang berada di akhir isim tersebut.

Jika huruf alif+ta’ yang terdapat di akhir isim adalah zaidah (tambahan), maka ia termasuk jamak muannats salim. Sebaliknya, jika berupa ghairu zaidah (bukan tambahan), maka tidak termasuk jenis isim jamak muannats salim.

I’rab Jamak Muannats Salim

Ada tiga macam i’rab jamak muannats salim, yaitu rafa’, nashab, dan jar. Ketika menempati kedudukan rafa', jamak muannats salim ditandai dengan harakat dhammah. Contohnya lafadz صَالِحَاتٌ dalam kalimat: جَائَنِي صَالِحَاتٌ (Para perempuan shalihah menghampiriku).

Lafadz صَالِحَاتٌ dalam contoh tersebut merupakan isim jamak dari bentuk mufrad صَالِحَةٌ. Berkedudukan sebagai fa’il dari fi’il جَاءَ, dan setiap fa’il pasti dibaca rafa’.

Sedangkan i'rab jamak muannats salim ketika menempati kedudukan nashab dan jar yaitu ditandai dengan harakat kasrah.

Contoh jamak muannats salim ketika nashab seperti lafadz (المُؤْمِنَاتِ) dan (الصَّالِحَاتِ) dalam kalimat: إِنَّ المُؤْمِنَاتِ الصَّالِحَاتِ ذَوَاتُ خُلُقٍ حَسَنٍ (Sesungguhnya para wanita beriman memiliki akhlak yang baik).

Pada contoh tersebut lafadz المُؤْمِنَاتِ adalah isim jamak dari bentuk mufrad مُؤْمِنَةٌ, di i'rabi dengan kasrah berkedudukan sebagai isimnya inna yang wajib dibaca nashab. Begitu juga lafadz الصَّالِحَاتِ, di i'rabi dengan kasrah karena menjadi sifat dari المُؤْمِنَاتِ.

Adapun contoh jamak muannats salim ketika jar yaitu sebagaimana lafadz (المُسْلِمَاتِ) dalam kalimat: يَجِبُ عَلَى المُسْلِمَاتِ أَنْ تَسْتَعْمِلُوا الحُجُبَ (Para muslimah harus memakai penutup-penutup).

Lafadz المُسْلِمَاتِ dalam contoh tersebut adalah isim jamak dari bentuk mufrad مُسْلِمَةٌ. Berkedudukan menjadi majrur (yang dijarkan) atas huruf jar عَلَى.

Contoh Jamak Muannats Salim

Agar lebih memahami lagi perubahan bentuk isim dari mufrad ke bentuk jamak muannats salim, sekarang perhatikan dan pelajari contoh jamak muannats salim dalam tabel berikut!

Mufrad Jamak Muannats Salim Transliterasi
Rafa’ Nashab / Jar
هِنْدٌ هِنْدَاتٌ هِنْدَاتٍ Nama perempuan
قَارِئَةٌ قَارِئَاتٌ قَارِئَاتٍ Yang membaca
نَائِمَةٌ نَائِمَاتٌ نَائِمَاتٍ Yang tidur
نَاضِرَةٌ نَاضِرَاتٌ نَاضِرَاتٍ Yang melihat
مَنْصُوْرَةٌ مَنْصُوْرَاتٌ مَنْصُوْرَاتٍ Yang ditolong
كَرِيْمَةٌ كَرِيْمَاتٌ كَرِيْمَاتٍ Wanita mulia
مُعَلِّمَةٌ مُعَلِّمَاتٌ مُعَلِّمَاتٍ Guru perempuan
مُدِيْرَةٌ مُدِيْرَاتٌ مُدِيْرَاتٍ Direktur perempuan
قَادِمَةٌ قَادِمَاتٌ قَادِمَاتٍ Yang datang
عَامِلَةٌ عَامِلَاتٌ عَامِلَاتٍ Karyawati
مَاشِطَةٌ مَاشِطَاتٌ مَاشِطَاتٍ Tukang sisir rambut
حَامِلَةٌ حَامِلَاتٌ حَامِلَاتٍ Wanita hamil

Kesimpulan

Dari penjelasan dan contoh jamak muannats salim yang telah kami sebutkan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa jamak muannats salim adalah isim yang menunjukkan makna lebih dari dua baik untuk benda ataupun orang jenis perempuan, yang ditandai dengan adanya huruf tambahan berupa alif+ta’ pada akhir kalimahnya.

Tidak semua isim dapat dijadikan jamak muannats salim, seperti lafadz زَيْدٌ, tidak boleh diucapkan menjadi زَيْدَاتٌ/زَيْدَاتٍ, karena isim ini diperuntukkan untuk jenis mudzakkar bukan jenis muannats. Terkecuali kalau memang زَيْدٌ merupakan nama perempuan, di daerahmu misalnya. Maka boleh diucapkan زَيْدَاتٌ/زَيْدَاتٍ.

Adapun i’rab jamak muannats salim ketika rafa’ adalah dhammah, ketika nashob dan jar dengan kasrah. Meski demikian, menurut sebagian pendapat ulama ahli nahwu, ada juga jamak muannats salim yang i’rabnya disamakan dengan i’rab isim ghairu munsharif, yaitu ketika jamak muannats salim dijadikan sebagai nama seseorang (alam asma), insyaallah akan dibahas pada artikel kami selanjutnya.

Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar