Skip to main content

Pengantar Ilmu Nahwu PDF Belajar Bahasa Arab Sampai Bisa

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab memang memiliki banyak keistimewaan. Al-Qur'an banyak berisi informasi ilmu pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk isyarat ilmiah, seperti informasi mengenai ilmu pengetahuan alam. Antara lain dikatakan bahwa bumi dan langit sebenarnya merupakan suatu yang padu dan setelah terpisah dijadikan segala sesuatu yang hidup dalam Q.S. al-Anbiya (21): 30.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?", (Al-Anbiya: 30).

Untuk dapat menggali informasi-informasi yang terkandung pada ayat-ayat Al-Qur'an, selain menguasai Ushul Tafsir, Ulumul Qur'an juga harus ditunjang dengan pengetahuan bahasa Arab. Di antara disiplin ilmu dalam tata bahasa Arab yang harus dikuasai yaitu Ilmu Nahwu (sintaksis) dan Ilmu Sharaf (morfologi).

Ilmu Nahwu dan Sharaf juga disebut dengan Qawa'id al-Arabiyyah (tata bahasa Arab) lantaran dalam pengaplikasiannya kedua pengetahuan tersebut tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Ilmu Nahwu adalah hal pertama yang harus dipelajari, karena tanpa keilmuan ini sebuah perkataan (dalam bahasa Arab) tidak dapat dimengerti.

Begitu pentingnya mempelajari keilmuan ini, sampai-sampai ada ulama yang berargumentasi dalam bentuk syair berikut:

مَنْ طَلَبَ العُلُومَ بِغَيْرِ نَحْوٍ | كَعِنِّيْنٍ يُعَالِجُ فَرْجَ بِكْرٍ

"Barang siapa menuntut ilmu tanpa berbekal ilmu nahwu, ia bagaikan orang impoten yang ingin memecahkan keperawanan."

Meski sebagian orang ada yang berasumsi bahwa mempelajari kaidah ilmu nahwu itu sulit adanya, tetapi tidak menjadi hal yang mustahil juga kita mampu memahami kaidah ilmu nahwu secara benar dan utuh. Untuk bisa mencapai kepada itu semua, tentu kita harus memulainya dari tingkat yang paling dasar dulu.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami bermaksud membagikan buku Pengantar Ilmu Nahwu PDF karya Muh. Haris Zubaidillah yang cocok dipelajari oleh para pemula pemelajar bahasa Arab. Dalam prakatanya, sistematika yang digunakan dalam buku ini dimulai dari pembahasan mengenai pembagian kata (kalimah), huruf, isim, fi'il, dilanjutkan dengan pembahasan tentang i'rab. Berikut prakata dari Muh. Haris Zubaidillah yang tercatat dalam buku Pengantar Ilmu Nahwu:

Puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah yang senantiasa melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya kepada para hamba-Nya yang Dia kehendaki, dan yang tekun mengharap hidayah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada manusia pilihan, yang membawa amanah untuk menerangi hati nurani para hamba Allah, sehingga mereka mampu menjalani tugas dan fungsinya sebagai „abdullah dan khalifatullah fil ardl.

Belajar dan memahami bahasa Arab, khususnya bagi generasi muslim, sangatlah penting, terutama untuk mendalami Al-Quran dan As-Sunnah serta khazanah ilmu agama Islam. Lebih-lebih saat ini, ketika arus ghazwul fikri, yang berupa pemikiran liberalisme, pluralisme dan sekularisme, begitu ganas menyerang sendi-sendi pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Islam. Telah banyak generasi Islam, baik yang muda maupun yang agak tua, yang berguguran menjadi korban ghazwul fikri tersebut.

Liberalisasi pemikiran Islam itu mengobok-obok dan mengubrak-abrik Islam dengan menyerang pusat saraf pemikiran Islam, yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Misalnya mereka (kaum liberalis) dengan gagah berani membuang jauh-jauh kaidah-kaidah penafsiran Al-Quran yang di antaranya berkaitan erat dengan penggunaan ilmu bahasa Arab, dan menggantinya dengan metode baru yang bernama hermeneutika. Dengan metode ini, kaum liberalis mengatakan bahwa Al-Quran adalah muntaj tsaqafi (produk budaya) sehingga isi Al-Quran bersifat zhanni (relatif).

Mereka juga mengatakan bahwa Al-Quran yang ada saat ini, yang dikenal sebagai mushaf Utsmani, mengandung banyak masalah, karena sangat mungkin dipengaruhi oleh kepentingan politik Khalifah Utsman ibn Affan. Oleh karena itu, harus dilakukan banyak revisi terhadap Al-Quran. Demikian seterusnya, sementara As-Sunnah dan kitab-kitab para ulama terus dipandang dengan penuh curiga.

Dengan belajar dan memahami bahasa Arab secara memadai, insya Allah kita akan terhindar dari serangan ghazwul fikri, misalnya, ketika kaum liberalis mengatakan bahwa semua agama sama, semua agama benar, dan mengingkari bahwa Islam satu-satunya agama yang diterima oleh Allah.

Pendapat mereka didasarkan pada QS. Ali Imran (3) : 19, Inna al-diinainda Allah Al-Islam, dengan pemaknaan bahwa agama yang diterima Allah adalah penyerahan total kepada-Nya. Al-Islam dimaknai penyerahan total kepada Allah, bukan nama agama. Bisa kita katakan kepada mereka bahwa hal itu hanya bisa dikatakan oleh: (1) orang yang mendustakan atau menyimpangkan Al-Quran, atau (2) orang yang tidak faham bahasa Arab.

Dengan ada huruf alif lam ta'rif menyertai kata islam, mengandung makna bahwa entitas yang terdapat dalam konsep itu sudah tertentu, bahkan bisa merupakan nama dari entitas itu. Lain halnya ketika ayat itu berbunyi “Inna al-diina „inda Allah islamun”.

Oleh karena itu, ilmu bahasa Arab sangatlah penting, tetapi juga harus disertai dengan sikap ikhlas, jujur, dan senantiasa mengharap petunjuk Allah dalam mengkaji, mengamalkan, dan mendakwahkan Islam. Insya Allah dengan begitu, Allah akan memberikan hidayah-Nya dan menghindarkan kita dari penyimpangan pemahaman dan pengamalan Islam.

Atas dasar itulah, penulis menyusun buku yang berjudul Pengantar Ilmu Bahasa Arab I Tujuan utamanya adalah untuk memudahkan bagi para pemula di kalangan pelajar ataupun mahasiswa-mahasiswi dalam mempelajari bahasa Arab, dan mampu untuk membaca tulisan bahasa Arab tanpa harakat (Arab gundul).

Buku ini disusun dengan mengambil beberapa referensi, di antaranya dari aplikasi Arab-Indo, buku Pintar Membaca Arab Gundul dengan Metode HIKARI karya Agus Purwanto, D.Sc (Doctor of Science), buku mulakhkhas Qawa'id al-Lughah Al-Arabiyyah karya Fu'ad Ni'mah, dan beberapa buku-buku bahasa Arab lainnya. Sistematika pembahasannya dimulai dari pembahasan mengenai pembagian kata, pembahasan tentang harf, pembahasan tentang isim, pembahasan tentang fi'il dilanjutkan dengan pembahasan tentang i'rab.

Oleh karena pembahasan tentang harf sangat terbatas dan mudah untuk dihafal, maka pembahasan tentang harf didahulukan dari pada isim dan fi'il. Di penghujung pembahasan dilengkapi dengan bacaan-bacaan untuk latihan membaca bahasa Arab gundul.

Dalam penyusunan buku ini penulis juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam penyempurnaan buku ini, wa bil khusus kepada Muallim H. Nashrullah, Lc., MHI (Kepala SD Islam Ihya Ulumuddin Kec. Banjang sekaligus salah satu dosen STIQ Amuntai), Ust. H. Hasan, M.A.Hum, (Ketua IMLA Hulu Sungai Utara yang juga sebagai Ketua Program Studi PBA), Ust. Husin, M.Pd.I (KABAG Akademik, Sekretaris BPPM dan juga dosen STIQ Amuntai), dan Ust. Doni Ahmad Ramadhani, M.Pd.I (Sekretaris PRODI PBA STIQ dan dosen B. Arab) yang telah meluangkan waktunya untuk membaca, menelaah serta memberikan pengantar dan komentarnya. Juga kepada istri tercinta Desti Daniaty, S.Hum (panggilan - Nuriah) yang banyak memberikan masukan dan koreksi mengenai tata bahasa, penerjemahan dan penulisan bahasa Indonesia. 

Sebagai manusia yang dh'aif, tentunya dalam penulisan buku ini masih sangat banyak kekurangan bahkan mungkin kesalahan, mohon saran yang membangun kepada para pembaca, dan semoga buku ini memberi manfaat yang berarti bagi semua.

Download: Pengantar Ilmu Nahwu PDF
Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar