Skip to main content

I'rab dalam Ilmu Nahwu: Pengertian, Macam-macam I'rab dan Tandanya

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - I'rab dalam ilmu nahwu merupakan kaidah yang membicarakan perubahan akhir kalimah atau kata. Kelompok kata atau kalimah yang mengalami perubahan akhirnya haruslah mengikuti kaidah i'rab. Sebelumnya juga telah kami jelaskan mengenai isim-isim yang mu'rab, sangatlah tidak epik jika kami tidak membahas i'rab. Sebab antara mu'rab dan i'rab ini selamanya akan berjalan beriringan. Untuk lebih lanjutnya, berikut kami ulaskan mengenai pengertian i'rab, macam-macam i'rab dan tandanya, contoh i'rab dan kami lengkapi dengan tabel i'rab yang memudahkan pemula dalam menghafalnya.

Pengertian I'rab dalam Ilmu Nahwu

Dalam mendefinisikan i'rab, kami mengutip beberapa pendapat di antara para ulama ahli nahwu. Menurut Imam Mustofa al-Ghalayain dan Imam Ahmad al-Hasyimi, yang dimaksud dengan i'rab dalam ilmu nahwu adalah perubahan akhir kalimah sebab berbeda-bedanya amil yang memasukinya. Dari pengertian i'rab menurut pendapat Imam Mustofa dan Ahmad ini, dapat dipahami bahwa semua kalimah yang mengalami perubahan yang disebabkan oleh amil disebut sebagai mu'rab.

Sedangkan menurut imam Zaini Dahlan dalam syarah matan Jurumiyyah, mengatakan bahwa i'rab adalah perubahan akhir kalimah atau kata sebab berbedanya amil yang masuk pada kalimah tersebut, baik itu secara lafdziah maupun muqaddarah.

الإِعْرَبُ هُوَ تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ الكَلِمِ لِاخْتِلَفِ العَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا اَوْ تَقْدِيْرًا

Berdasar pada pengertian i'rab yang dikemukakan oleh Imam Zaini Dahlan tersebut, pembahasan i'rab dalam ilmu nahwu ini mencakup perubahan harakat akhir suatu kalimah, i'rab tidak mencakup perubahan yang terjadi pada tengah atau malah di depan kalimah. Perubahan yang terjadinya pada akhir kalimah tidak lain disebabkan oleh adanya amil.

Perubahan yang terjadi pada suatu kalimah, dapat nampak dengan jelas seperti dhommah, fathah dan kasrah. Namun ada juga yang muqaddarah (dikira-kirakan) atas huruf illah, seperti kata مُوسَى، القَاضِى dan sebagainya.

Contohnya :

  • جَاءَ خَالِدٌ (Khalid datang).
  • رَأَيْتُ خَالِدًا (Aku melihat Khalid).
  • مَرَرْتُ بِخَالِدٍ (Aku berpapasan dengan Khalid).

Perhatikan lafadz خالد pada contoh di atas. Ketika dimasuki oleh amil yang berbeda-beda ia mengalami perubahan pada akhir kalimahnya. Pada contoh pertama lafadz خالد di i'rabi rafa' dengan alamat dhammah, sebab amil yang memasuki berupa fi'il (kata kerja) yang pasti membutuhkan fa'il (subyek). Pada contoh kedua, lafadz خالد di i'rabi nashab dengan alamat fathah berkedudukan sebagai maf'ul (obyek) sebab amil yang masuk padanya berupa fi'il muta'adi yang memuat dhamir sebagai fa'ilnya. Dan pada contoh yang ketiga, lafadz خالد di i'rabi jer dengan tanda kasrah sebab ia terpengaruh oleh huruf jer ba' yang memasukinya.

Dari contoh i'rab yang kami sebutkan tadi, lafadz خالد mengalami perubahan akhirnya dengan sangat jelas (nampak). Berbeda lagi dengan kata مُوسَى yang memuat huruf illah berupa alif pada akhir kalimahnya. Meskipun amil yang memasukinya berbeda-beda, secara dhahir ia tidak mengalami perubahan.

Contohnya :

  • جَاءَ مُوْسَى (Musa datang).
  • رَأَيْتُ مُوْسَى (Aku melihat Musa).
  • مَرَرْتُ بِمُوْسَى (Aku berpapasan dengan Musa).

Lafadz مُوسَى pada contoh di atas tidak mengalami perubahan keadaan akhirnya, padahal ia dipengaruhi oleh amil yang berbeda-beda. Perihal tersebut hanyalah secara dhahirnya saja, pada hakikatnya lafadz مُوسَى dalam contoh di atas mengalami perubahan akhir kalimahnya sebagaimana lafadz خالد, namun dikira-kirakan atas alif. Inilah yang dimaksud i'rab dengan perubahan secara lafdziah dan muqaddrah. Sampai sini bisa dimengerti ? mari lanjut ke materi selanjutnya.

Macam-macam I'rab dan Tandanya

I'rab dalam ilmu nahwu terbagi menjadi empat macam. Empat macam i'rab ini didasari oleh 4 harakat dalam bahasa Arab, yaitu dhammah, fathah, kasrah dan sukun. Akan tetapi, tidak semua kalimah itu mengalami perubahan pada harakatnya. Ada sebagian kalimah yang harakatnya tetap, namun mengalami perubahan pada hurufnya. Oleh karenanya, dibutuhkan istilah lain untuk empat macam perubahan ini.

Empat macam i'rab yang dimaksud adalah :

  1. I'rab rafa',
  2. I'rab nashab,
  3. I'rab jar atau i'rab khafadh,
  4. I'rab jazem.

1. I'rab rafa'

Secara bahasa i'rab rafa' berarti luhur. Dalam pengertian secara istilah, i'rab rafa' adalah i'rab yang dialamati dengan tanda asal dhammah. Kalimah yang menduduki i'rab rafa' disebut sebagai marfu' (yang dirafa'kan), baik itu isim maupun fi'il.

Contoh i'rab rafa' :

  • زَيْدٌ يَقُوْمُ (Zaid berdiri).
  • إِنَّ زَيْدًا يَقُوْمُ (Sesungguhnya Zaid berdiri).

Lafadz زيد pada contoh di atas di i'rabi dengan i'rab rafa' yang berkedudukan sebagai mubatada'. Tanda rafa'nya yaitu dengan dhammah dhahirah sebab ia berupa isim mufrad. Dan pada contoh yang kedua, fi'il يقوم di i'rabi dengan i'rab rafa' berupa dhammah karena fi'il tersebut sepi dari amil yang menashabkan dan menjazemkan.

Baca juga : Contoh Isim Mu'rab dalam Al-Qur'an

2. I'rab nashab

Secara bahasa nashab berarti istiqomah (tegak, lurus, seimbang). Sedangkan pengertian i'rab nashab secara istilah adalah i'rab yang dialamati dengan tanda asal fathah. Kalimah yang menduduki kedudukan nashab disebut manshub (yang dinashabkan), baik itu pada isim maupun fi'il.

Contoh i'rab nashab :

  • يَنْصُرُ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaid menolong Amar).
  • لَنْ يَضْرِبَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaid tidak memukul Amar).

Pada contoh pertama, lafadz عمر di i'rabi dengan i'rab nashab yang menduduki kedudukan maf'ul (obyek), sebagai dampak dari fi'il يَنْصُرُ. Di tandai dengan alamat fathah dhahirah sebab ia mufrad. Dan kata يضرب pada contoh kedua juga di i'rabi dengan i'rab nashab yang ditandai dengan harakat fathah. Di baca nashab sebab ia kemasukan amil nawashib, yaitu لَنْ.

3. I'rab jer/khafadh

Jer atau khafadh secara bahasa adalah at-tasafful (bawah, rendah). Secara istilah, i'rab jer atau i'rab khafadh adalah i'rab yang dialamati dengan tanda asal kasrah. Suatu kalimah yang menduduki kedudukan jer disebut majrur (dijerkan), yang hanya masuk pada isim.

Contoh i'rab jer/khafadh :

مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (Aku berpapasan dengan Zaid).

Lafadz زيد pada contoh di atas di i'rabi dengan i'rab jer sebab mendapatkan dampak dari huruf ba'. Di tandai dengan alamat kasrah dhahirah karena lafadz زيد termasuk isim yang mufrad.

4. I'rab jazem

Jazem secara bahasa adalah al-qath'u (terputus). Secara istilahi, i'rab jazem adalah i'rab yang dialamati dengan tanda asal kasrah. Kalimah yang berkedudukan jazem disebut majzum (dijazemkan), yang hanya khusus masuk pada fi'il saja.

Contoh i'rab jazem :

لَمْ تَضْرِبْ زَيْدًا (Janganlah kamu memukul Zaid).

Lafadz تضرب di atas merupakan fi'il mudhari' yang menduduki i'rab jazem berupa harakat sukun. Dibaca jazem sebab ia kemasukan salah satu amil jawazim atau amil yang dapat menjazemkan fi'il.

Pada dasarnya, macam-macam i'rab (rafa', nashab, jar, jazem) yang telah kami sebutkan di atas memiliki tanda asal berupa dhammah, fathah, kasrah dan sukun, yang dikenal dengan alamat ashliyah atau i'rab lafdzi. Selain memakai harakat sebagai tanda-tanda i'rab, ada juga kalimah baik isim dan fi'il yang memakai tanda i'rab berupa huruf dan membuang huruf, yang disebut sebagai alamat niyabah atau i'rab ma'nawi. Alamat niyabah atau i'rab ma'nawi dalam ilmu nahwu ini ada 6 macam, yaitu wawu, alif, ya', nun, terbuangnya nun (hadfu an-nun), dan terbuangnya huruf illah (hadfu harfil illati).

Baca juga : I'rab Asma'ul Khamsah / Asma' as-Sittah

Tabel Tanda I'rab

Untuk lebih memahami lagi mengenai pembagian atau macam-macam i'rab berdasarkan perubahannya (harakat dan huruf), baik pada isim maupun fi'il, silakan perhatikan tabel tanda i'rab berikut ini :

المُعْرَبَاتُ بِالاِسْمِ
الإِعْرَابُ الأَسْمَاءُ
الجَرُّ/الخَفْضُ النَّصْبُ الرَّفْعُ
كسرة فتحة ضمّة ١. المُفْرَدُ
ياء ياء ألف ٢. التَّثْنِيَةُ
ياء ياء واو ٣. جَمْعُ المُذَكَّرِ السَّالِمِ
كسرة كسرة ضمّة ٤. جَمْعُ المُؤَنَّثِ السَّالِمِ
ياء ألف واو ٥. الأَسْمَاءُ الخَمْسَةُ
كسرة مقدّرة فتحة مقدّرة ضمّة مقدّرة ٦. المَقْصُوْرُ
كسرة مقدّرة فتحة ضمّة مقدّرة ٧. المَنْقُوْصُ
كسرة فتحة ضمّة ٨. جَمْعُ التَّكْسِيْرِ
فتحة فتحة ضمّة ٩. غَيْرُ المُنْصَرِفِ
المُعْرَبَاتُ بِالفِعْلِ
الإِعْرَابُ الأَفْعَالُ
الجَزْمُ النَّصْبُ الرَّفْعُ
كسرة فتحة ضمّة ١. صَحِيْحُ الآخِرِ
حدف الإلّة فتحة مقدّرة ضمّة مقدّرة ٢. مُعْتَلُ الآلِفِ
حدف الإلّة فتحة ضمّة مقدّرة ٣. مُعْتَلُ الوَاوِ
حدف الإلّة فتحة ضمّة مقدّرة ٤. مُعْتَلُ اليَاءِ
حدف النّون حدف النّون ثبوت النّون ٥. الأَفْعَالُ الخَمْسَةُ

Pada tabel tanda i’rab di atas, kita dapat melihat tanda i’rab yang lain selain tanda asalnya. Tabel tanda i’rab di atas dapat kita jadikan pedoman untuk menentukan keadaan suatu kalimah atau kata dalam kalimat. Misalnya, saat kita menghendaki menyusun kalimat berupa jumlah ismiyah dengan mubatada’ dari jamak mudzakar salim, dan telah kita ketahui bahwa mubtada’ hukumnya adalah wajib marfu’, maka kita lihat keadaan jamak mudzakar salim ketika rafa’. Pada tabel tanda i'rab tersebut, kita melihat bahwa jamak mudzakar salim ketika menduduki mahal rafa’ ditandai dengan wawu, bukan ya’. Adapun jamak mudzakar salim yang ditandai dengan ya’ itu digunakan ketika menduduki mahal nashab dan jer. Sudah sepantasnya para penuntut ilmu nahwu mempelajari dan menghafal tabel alamat i’rab ini. Karena ia merupakan pedoman penting dalam menyusun suatu kalimat dalam bahasa Arab.

Baca juga : Perbedaan antara Isim Mabni dan Isim Mu'rab

Demikianlah contoh, macam, tabel dan pengertian i'rab dalam ilmu nahwu. Semoga artikel ini dapat mendatangkan manfaat yang banyak bagi para pembaca serta memudahkan pemula dalam mempelajari kaidah i'rab dalam bahasa Arab. Sekian dan terima kasih atas kunjungannya.

Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar