Contoh Isim Isyarah Kata Tunjuk dalam Bahasa Arab
Oleh Nahwushorof.ID, pada : Juli 15, 2021

Contoh Isim Isyarah Mudzakkar dan Muannats
Isim isyarah atau kata tunjuk dalam bahasa Arab yang dipakai untuk menunjuk pada musyar ilaih mufrad mudzakkar (kata tunggal jenis laki-laki) menggunakan bentuk isim isyarah berupa “ذَا”. Kata tunjuk ini dapat difungsikan baik untuk benda maupun orang pada keadaan rofa’, nashob dan jar.
Contoh isim isyarah mufrad mudzakkar aqil :
- ذَا الرَّجُلُ خَالِدٌ (pria ini adalah Khalid).
- نَصَرْتَ ذَا الفَتَى (dia menolong pemuda ini).
- قُمْتُ اَمَمَا ذَا الرَّجُلِ (aku berdiri di depan pria ini).
Isim isyarah “ذَا” dalam kalimat barusan adalah contoh kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk orang atau musyar ilaih aqil (berakal).
Contoh isim isyarah mufrad mudzakkar ghairu aqil :
- ذَا القَهْوَةُ شَرَبْتُهَا (kopi ini sudah Saya minum).
- خُذْ ذَا القَلَمَ (ambillah pena ini).
- لَا تَجْلِسْ اَمَامَ ذَا البَابِ (janganlah kamu duduk di depan pintu ini).
Semua isim isyarah di atas adalah contoh isim isyarah (kata tunjuk) benda atau ghairu aqil (tidak berakal). Hal ini dapat dilihat pada musyar ilaih-nya, yaitu lafadz yang terjatuh setelah isim isyarah “ذَا”.
Sedangkan isim isyarah yang berfungsi sebagai kata tunjuk bentuk mufrad (tunggal) untuk jenis perempuan adalah lafadz “ذِى“, ”ذِهْ“, ”تِى“, ”تَا”. Kata tunjuk tersebut dapat digunakan baik untuk benda dan orang pada keadaan rofa’, nashob dan jar.
Contoh isim isyarah mufrad muannats aqil :
- ذِى الأُنْثَى فَاطِمَةُ (wanita ini adalah Fathimah).
- نَصَرْتُ ذِهِ العَجُوْزَ (Saya menolong perempuan tua ini).
- ذَهَبْتُ إِلَى المَسْجِدِ مَعَ ذِى الإِمْرَأَةِ (Saya pergi ke masjid bersama wanita ini).
Pada contoh isim isyarah tersebut adalah kata tunjuk yang dipakai untuk obyek aqil (berakal) berbentuk tunggal. Jika menghendaki untuk kata tunjuk ghairu aqil (tidak berakal), maka contohnya seperti berikut ini.
Contoh isim isyarah mufrad muannats ghairu aqil :
- ذِى القَلَنْسُوَةُ إِشْتَرَيْتُهَا (kopiah ini Saya beli).
- أَنْجُرُ ذِهِ الشَّجَرَةَ (Saya akan memotong pohon ini).
- تِى الدَّجَاجَةُ رَمَيْتُهَا بِتَا الحَصَاةِ (ayam jago ini kulempari dengan batu kecil).
Sedangkan isim isyarah (kata tunjuk) dalam bahasa Arab yang dipergunakan untuk benda atau orang berbentuk tasniyah (ganda/dua) memakai lafadz berupa “ذَانِ” (untuk jenis laki-laki) dan “تَانِ” (untuk jenis perempuan). Akan tetapi, kata tunjuk ini hanya bisa diterapkan saat keadaan rofa’ saja. Apabila hendak menggunakannya dalam kalimat yang menempati kedudukan nashob dan jar maka dirubah menjadi “ذَيْنِ” atau “تَيْنِ”.
Contoh isim isyarah tasniyah mudzakkar dan muannats aqil :
- ذَانِ الفَتَيَانِ يَذْهَبَانِ إِلَى المَكْتَبِ (kedua pemuda ini pergi ke kantor).
- تَانِ الطَّالِبَتَانِ تَقْرَآنِ القُرْآنَ (kedua siswi ini sedang membaca Al-Qur’an).
- صَنَعْتُ الشُّرْبَ لِتَيْنِ المَرْأَتَيْنِ (Saya membuatkan minuman untuk kedua wanita ini).
Contoh isim isyarah tasniyah mudzakkar dan muannats ghairu aqil :
- أَطْعَمُ ذَيْنِ الثَّمَرَانِ (Saya memakan kedua buah-buahan ini).
- تَانِ الأَكَلَتَانِ شَخُمَتَا (kedua makanan ini sudah basi).
- قَرَئْتُ ذَيْنِ الكِتَابَيْنِ فِى اليَوْمِ (Saya membaca kedua buku ini dalam sehari).
Semua contoh tersebut merupakan contoh isim isyarah tasniyah baik untuk benda (ghairu aqil) maupun orang (aqil), dan cara membuat isim tasniyah pun terbilang mudah, hanya cukup menambahkan huruf tambahan alif+nun pada musyar ilaih berkedudukan rofa’, ya’+nun ketika menduduki kedudukan nashob dan jar.
Adapun isim isyarah (kata tunjuk) untuk musyar ilaih jamak adalah lafadz “أُولَى” (dibaca qoshor/pendek, dan “أُولَاءِ” (dibaca mamdud/panjang)”. Kata tunjuk ini dapat digunakan baik untuk jenis laki-laki (mudzakkar) maupun perempuan (muannats). Apabila dibaca qoshor hukumnya adalah mabni sukun, dan jika dibaca mamdud maka hukumnya mabni kasroh. Tetapi, kata tunjuk tersebut lebih baik dibaca mamdud daripada qoshor.
Contoh isim isyarah jamak mudzakkar dan muannats :
- أُوْلَاءِ تُحِبُّونَهُمْ (kalian senang akan orang-orang ini).
- جَاءَ الأُوْلَى نَجَّحُوا مُبْتَهِجِيْنَ (orang-orang yang lulus telah datang dalam keadaan senang sekali).
- أُسَلِّمُ الأُولَى يَمُرُّونَ بِيْ (Saya memberi salam kepada orang-orang yang melewatiku).
Kalimat barusan adalah contoh isim isyarah (kata tunjuk) jamak mudzakkar dan muannats untuk aqil (berakal) bermakna “الَّذِيْنَ”, dan ini merupakan penggunaan isim isyarah jamak yang banyak diterapkan dalam kalimat bahasa Arab. Isim isyarah “أُولَى” yang digunakan untuk ghairi aqil (tidak berakal) itu langka. Contohnya seperti syair Arab berikut :
ذُمَّ المَنَازِلَ بَعْدَ مَنْزِلَةِ اللِّوَى | وَالعَيْشَ بَعْدَ اُولَائِكَ الأَيَّامِ
“Sesalilah semua tempat tinggalmu setelah meninggalkan “Liwa” dan semua mata pencariannmu sepanjang waktu setelah itu”.
Kata “اُولَائِكَ” dalam kalimat syair di atas adalah contoh isim isyarah jamak yang digunakan untuk musyar ilaih ghairi aqil, yaitu kata “الأَيَّامِ”, dan ini langka ditemukan dalam kalimat sehari-hari.
Contoh Isim Isyarah Lil Qorib
Isim isyarah yang diharapkan menunjuk pada sesuatu yang dekat (lil qorib) atau menunjuk apa pun secara umum, maka di depan isim isyarah didahului dengan ha’ ta’nits/tanbih “هاء التّأنيث/التنبيه”. Dengan begini, maka isim isyarah yang telah kami sebutkan sebelumnya diucapkan menjadi; “هَذَا/هَذِى/هَذِهِ/هَتِى/هَتَا” (untuk mufrad), “هَذَانِ/هَتَانِ/هَذَيْنِ/هَتَيْنِ” (untuk tasniyah/mutsanna), dan “هَؤُلَى/هَؤُلَاءِ” (untuk jamak). Selain itu, ada juga isim isyarah “هُنَا/هَهُنَا” yang dipakai untuk menunjuk pada tempat yang dekat.
Berikut beberapa contoh isim isyarah lil qorib (dekat) yang termaktub dalam Al-Qur’an dan kalimat sehari-hari :
- قَالُوۡا هٰذَا الَّذِىۡ رُزِقۡنَا مِنۡ قَبۡلُ (mereka berkata: “inilah yang pernah diberikan kepada kami dulu”). QS. Al-Baqarah ayat 25.
- وَهٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسۡتَقِيۡمًا (dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus). QS. Al-An’am Ayat 126.
- اَتُتۡرَكُوۡنَ فِىۡ مَا هٰهُنَاۤ اٰمِنِيۡنَ (adakah kamu akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman). QS. Asy-Syu'ara' Ayat 146.
- هٰۤاَنۡـتُمۡ هٰٓؤُلَآءِ حٰجَجۡتُمۡ فِيۡمَا لَـكُمۡ بِهٖ عِلۡمٌ (beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui). QS. Ali 'Imran Ayat 66.
- هَذَا أَحَدُ أَبَاعِرِ عَمِّيْ سَمِيْنٌ (ini adalah salah satu unta pamanku yang gemuk).
- العَمَلُ هُنَا مُتْبِعٌ جِدًّا اِلَّا أَنَّ الرَّاتِبِ كَبِيْرٌ لِحُسْنِ الحَظِّ (kerja di sini melelahkan sekali. Cuma untungnya, gajinya besar).
- هَذِهِ المَبَادِئُ مَشَارِيْعُ (aturan-aturan ini sesuai undang-undang).
- صُنِعَتْ هَذِهِ المَبَادِئُ رَاشِدَةً (aturan-aturan ini dibuat sesuai undang-undang).
Contoh Isim Isyarah Lil Ba’id
Penting diketahui, bahwa semua kata tunjuk yang telah kami sebutkan di atas merupakan penjelasan dan contoh isim isyarah lil qorib (untuk musyar ilaih dekat). Jika menginginkan isim isyarah menunjuk pada musyar ilaih jauh (lil ba’id) ada kaidah/aturan tertentu.
Isim isyarah yang diharapkan menunjuk kepada sesuatu yang jauh (lil ba’id) maka harus ditambahkan huruf kaf khithab “ك” atau kaf khithab dan lam bu’da “لك” di akhir isim isyarah.
Oleh karena itu, bentuk isim isyarah yang digunakan menunjuk pada sesuatu yang jauh (lil ba’id) adalah; “ذَاكَ/ذَالِكَ/تِلْكَ” (untuk mufrad), “ذَانِكَ/تَانِكَ” (untuk mutsanna), “أُولئِكَ” (untuk jamak), “هُنَاكَ/هَهُنَاكَ” (untuk tempat) atau bisa juga mendatangkan lafadz “ثَمَّ/هَنَّا/هُنَالِكَ/هِنَّا”.
Berikut adalah beberapa contoh isim isyarah dalam Al-Qur’an dan kalimat untuk sesuatu yang jauh (lil ba’id) :
- ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ ھُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ (kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa). QS. Al-Baqarah Ayat 2.
- اُولٰٓٮِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنۡ رَّبِّهِمۡ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ (mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung). QS. Al-Baqarah Ayat 5.
- هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ (di sana lah Zakariya berdo’a kepada Tuhannya). QS. Ali 'Imran Ayat 38.
- الٓرٰ ۚ تِلۡكَ اٰيٰتُ الۡكِتٰبِ الۡمُبِيۡن (alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur’an) yang nyata (dari Allah)). QS. Yusuf Ayat 1.
- تِلْكَ الصَّيْدَلِيَّةُ مُحْتَاجٌ إِلَى الصِّيَادَلَةِ (apotek itu membutuhkan para apoteker).
- هُنَاكَ مَنْ مَارَسَ السِّيَاسَةَ بِالسْمِ الدِّيْنِ (ada orang yang berpolitik atas nama agama).
- يَبْكِيْ حَزِيْنًا كُلَّمَا يَتَذَكَّرُ تِلْكَ الحَادِثَةَ (dia menangis pilu setiap kali mengingat peristiwa itu).
- نُوَاصِلُ السَّفَرَ إِلَّا إِذَا لَمْ تُسْمَحْ لَنَا الظُّرُوفُ لِذَلِكَ (kita lanjutkan perjalanan, kecuali jika sikon tidak memungkinkan).
Kalimat tersebut adalah beberapa contoh isim isyarah dalam bahasa Arab. Sebagai tambahan, apabila isim isyarah ditujukan untuk musyar ilah jauh, maka antara ha’ ta’nits/tanbih dan huruf lam bu’da tidak boleh berkumpul. Misalnya lafadz “هَذَا”, apabila menunjuk pada sesuatu yang jauh menjadi “هَذَاكَ”, tidak boleh diucapkan “هَذَالِكَ”. Jadi, harus memilih salah satu di antara keduanya. Dan semua isim isyarah yang telah kami sebutkan hukumnya adalah mabni terkecuali yang ditasniyahkan, maka i’rabnya mengikuti i’rab isim mutsanna. Semoga bermanfaat.