Skip to main content

Contoh Isim Isyarah dalam Al-Qur'an dan Kalimat Serta Penjelasannya

Table of Content [ ]
Dalam bahasa Arab, untuk menunjukkan suatu benda atau seseorang membutuhkan kata khusus, yaitu isim isyarah. Isim isyarah adalah isim yang menerangkan sesuatu melalui penunjukan, dan sesuatu yang ditunjuknya disebut sebagai musyar ilaih. Semua isim isyarah hukumnya adalah mabni, kecuali isim isyarah yang di-tasniyah-kan atau di-jamak-kan. Kedua macam isim isyarah ini dihukumi mu'rab, yang mengikuti i'rab tasniyah dan jamak. Berikut contoh isim isyarah dalam Al-Qur'an dan kalimat beserta penjelasannya.

Contoh Isim Isyarah untuk Mufrad Mudzakkar dan Muannats

Untuk menunjukkan pada musyar ilaih memiliki kata tertentu yang digunakan, seperti isim isyarah dza "ذا", digunakan khusus untuk musyar ilaih dekat berupa mufrad mudzakkar, baik itu aqil (berakal) ataupun ghairu aqil (tidak berakal), yang menempati mahal rofa', nashob, dan jer/khofadh.

Contoh isim isyarah dalam kalimat untuk mufrad mudzakkar :

  • ذَا اللَّحْمُ شَوَيْتُهُ (daging ini aku bakar).
  • إِضِرِبْ ذَا الكَلْبَ (pukul lah anjing ini).
  • قُمْتُ اَمَامَ ذَا الرَّجُلِ (aku berdiri di depan laki-laki ini).

Isim isyarah dza "ذَا" di atas adalah contoh isim isyarah yang dipakai untuk mufrad mudzakkar baik menduduki mahal rofa', nashob dan jer. Hal ini dapat dilihat pada musyar ilaih yang terjatuh setelahnya, yaitu lafadz "اللَّحْم" (daging), "الكَلْب" (anjing), "الرَّجُل" (laki-laki) yang berbentuk mufrad mudzakkar.

Apabila menghendaki untuk musyar ilaih mufrad muannats, maka menggunakan isim isyarah berupa lafadz dzi "ذِى", dzih "ذِه", tii "تِى", atau taa "تَا" baik untuk musyar ilaih aqil (berakal) atau ghairu aqil (tidak berakal) yang menempati mahal rofa', nashob dan jer.

Contoh isim isyarah dalam kalimat untuk mufrad muannats :

  • ذِى القَلَنْسُوَةُ إِشْتَرَيْتُهَا (peci ini telah kubeli).
  • نَصَرْتُ ذِهِ العَجُوزَ (aku menolong wanita tua ini).
  • تِى الدَّجَاجَةُ رَمَيْتُهَا بِالحَصَاةِ (ayam jago ini aku lempari batu kerikil).

Isim isyarah dzi "ذِى", dzih "ذِه", dan tii "تِى" di atas adalah contoh isim isyarah yang dipakai untuk musyar ilaih berupa mufrad muannats. Hal ini dapat dilihat dengan lafadz yang terjatuh setelahnya dan dhamir yang kembali kepada isim isyarah itu sendiri.

Jika menghendaki menunjukkan pada suatu benda atau seseorang yang jauh, maka cukup menambahkan kaf huruf khithab "كاف خطاب" yang disertai lam bu'da "لام بعد" ataupun tidak. Contohnya isim isyarah dza "ذَا" (untuk musyar ilaih dekat), ketika difungsikan untuk musyar ilaih jauh menjadi dzaka "ذَاكَ" atau dzalika"ذٰلِكَ". Selain disertai lam bu'da "لام بعد", ada juga isim isyarah yang dibarengi dengan ha' ta'nits "هاء التأنيث", yaitu huruf yang menunjukkan pada muannats. Akan tetapi, ketika isim isyarah telah dimasuki oleh lam bu'da "لام بعد", maka tidak boleh dimasuki ha' ta'nits "هاء التأنيث". Contohnya seperti dzalika "ذٰلِكَ" tidak boleh diucapkan menjadi hadzalika "هَذٰلِكَ".

Contoh isim isyarah mufrad dalam Al-Qur'an untuk musyar ilaih jauh :

  • ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ (Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,). QS. Al-Baqarah: 2
  • ثُمَّ عَفَوْنَا عَنكُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.) QS. Al-Baqarah: 52
  • ثُمَّ تَوَلَّيْتُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ (Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu). QS. Al-Baqarah: 64
  • فَمَن تَوَلَّىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ (Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik). QS. Ali Imran: 82
  • إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). QS. Ali Imran: 89
  • وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ عُدْوَٰنًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرًا (Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah). QS. An-Nisa: 30
  • تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا۟ بُرْهَٰنَكُمْ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ (Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar"). QS. Al-Baqarah: 111
  • تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ (Itu adalah umat yang lalu). QS. Al-Baqarah: 134
  • تِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِى نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَن كَانَ تَقِيًّا (Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa). QS. Al-Maryam: 63
  • وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَٰمُوسَىٰ (Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?). QS. At-Thaha: 17

Adapun contoh isim isyarah bentuk mufrad untuk musyar ilaih jauh dalam sya'ir Arab adalah sebagai berikut ini :

رَأَيْتُ بَنِى غَبْرَاءَ لَا يَنْكِرُوْنَنِي | وَلَا أَهْلُ هَذَاكَ الطِّرَافِ المُمَدَّدِ

"Aku yakin penduduk Ghabra' mengenaliku, dan di sana tidak ada penduduk yang berumah mewah".

Tambahan: Selain memakai bentuk isim isyarah yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk menunjukkan pada musyar ilaih berupa mufrad juga dapat menggunakan isim isyarah berupa lafadz huna/haahuna "هُنَا/هٰهُنَا" (untuk musyar ilaih dekat). Jika menunjukkan pada benda/seseorang yang jauh, caranya sama seperti penjelasan di atas, menjadi hunaka/haahunaaka "هُنَاكَ/هٰهُنَاكَ" atau mendatangkan lafadz tsamma "ثَمَّ", hannaa "هَنَّا", hunaalika "هُنَالِكَ", dan hinna "هِنَّ".

Contoh Isim Isyarah untuk Tasniyah Mudzakkar dan Muannats

Isim isyarah yang digunakan untuk menunjukkan pada musyar ilaih berupa isim tasniyah adalah lafadz dzaani "ذَانِ" dan taani "تَانِ". Isim isyarah dzaani "ذَانِ" untuk tasniyah mudzakkar, dan taani "تَانِ" untuk tasniyah muannats. Namun keduanya hanya dapat digunakan pada mahal rofa' saja, tidak bisa untuk nashob maupun jer.

Contoh isim isyarah dalam kalimat untuk tasniyah mudzakkar atau muannats mahal rofa' :

  • ذَانِ الرَّجُلَانِ يَذْهَبَانِ إِلَى المَسْجِدِ (kedua laki-laki ini pergi ke masjid).
  • تَانِ الطَّالِبَتَانِ تَقْرَآنِ القُرْآنَ (kedua perempuan ini sedang membaca Al-Qur'an).

Pada kalimat di atas, lafadz dzaani "ذَانِ" dan taani "تَانِ" adalah contoh isim isyarah untuk musyar ilaih berupa tasniyah, menempati mahal rofa' sebab menjadi mubtada'. Hal ini dapat kita lihat pada isim dan fi'il yang terjatuh setelahnya, sebagai musyar ilaih dan khobar dari mubtada' dzaani "ذَانِ" dan taani "تَانِ".

Jika ingin membuat contoh isim isyarah bentuk tasniyah yang menempati mahal nashob atau jer, maka menggunakan isim isyarah berupa dzaini "ذَيْنِ" dan taini "تَيْنِ".

Contoh isim isyarah dalam kalimat untuk tasniyah mahal nashob dan jer :

  • أَطْعَمُ ذَيْنِ الحُبْزَيْنِ (aku menyicipi kedua roti ini).
  • صَنَعْتُ الشُّرْبَ لِتَيْنِ المَرْأَتَيْنِ (aku membuatkan minuman untuk kedua tamu perempuan ini).

Lafadz dzaini "ذَيْنِ" pada contoh kalimat di atas adalah isim isyarah tasniyah yang menempati mahal nashob sebagai dampak dari kata kerja ath'amu "أَطْعَمُ". Sedangkan lafadz taini "تَيْنِ" menempati posisi jer/khofadh, sebagai kalimah yang dimasuki lam huruf jer, sehingga ia dikatakan sebagai majrur.

Contoh isim isyarah dalam Al-Qur'an untuk tasniyah mudzakkar dan muannats :

  • قَالُوٓا۟ إِنْ هَٰذَٰنِ لَسَٰحِرَٰنِ يُرِيدَانِ أَن يُخْرِجَاكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ ٱلْمُثْلَىٰ (Mereka berkata: "Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama). QS. At-Thaha: 63
  • هَٰذَانِ خَصْمَانِ ٱخْتَصَمُوا۟ فِى رَبِّهِمْ (Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka). QS. Al-Haj: 19
  • فَذَٰنِكَ بُرْهَٰنَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِ (maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir'aun dan pembesar-pembesarnya)). QS. Al-Qashash: 32

Baca juga: Contoh Isim Maushul dalam Al-Qur'an

Contoh Isim Isyarah untuk Jamak Mudzakkar dan Muannats

Dalam bahasa Arab, untuk menunjuk pada suatu benda atau seseorang yang lebih dari dua, hanya memiliki satu bentuk isim isyarah saja, yaitu lafadz uula "أُولَى" dengan dibaca qashar (pendek) atau dibaca mamdud (panjang), menjadi uulaa'i "أُولَاءِ". Isim isyarah ini bisa dipakai untuk musyar ilaih secara mutlaq. Artinya, baik itu jamak mudzakkar atau muannats yang menempati mahal rofa', nashob dan jer menggunakan isim isyarah berupa lafadz uula/uulaa'i "أُولَى/أُولَاءِ".

Meski isim isyarah tersebut memiliki dua bacaan (qashar dan mamdud), manakah yang lebih utama ? Jawabnya adalah lebih utama dibaca mamdud (panjang) daripada qashar (pendek). Contohnya seperti "أُوْلَاءِ تُحِبُّونَهُمْ" (orang-orang ini menyukai mereka), lebih utama daripada diucapkan menjadi "أُولَى تُحِبُّونَهُمْ".

Catatan: isim isyarah untuk jamak yang dibaca mamdud (أُوْلَاءِ) hukumnya adalah mabni kasroh, sedangkan yang dibaca qashar (أُوْلَاءِ) itu mabni sukun.

Kebanyakan isim isyarah berupa lafadz uula/uulaa'i "أُولَى/أُولَاءِ" dipakai untuk musyar ilaih aqil (berakal), yang digunakan untuk musyar ilaih ghairu aqil (tidak berakal) itu langka adanya. Contohnya sya'ir Arab berikut ini :

ذُمَّ المَنَازِلَ بَعْدَ مَنْزِلَةِ اللِّوَى | وَالعَيْشَ بَعْدَ اُولٓئِكَ الأَيَّامِ

"Sesalilah semua tempat tinggalmu setelah meninggalkan Liwa dan semua mata pencaharianmu sepanjang waktu sesudah itu".

Lafadz "اُولٓئِكَ" pada contoh isim isyarah dalam sya'ir Arab di atas digunakan untuk ghairu aqil (tidak berakal), yaitu lafadz "الأَيَّامِ" yang berarti hari-hari.

Contoh isim isyarah dalam Al-Qur'an untuk jamak mudzakar atau muannats :

  • أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung). QS. Al-Baqarah: 5
  • أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱشْتَرَوُا۟ ٱلضَّلَٰلَةَ بِٱلْهُدَىٰ (Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk). QS. Al-Baqarah: 16
  • وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ (Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga). QS. Al-Baqarah: 82
  • أُو۟لَٰٓئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.). QS. An-Nisa: 18
  • أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ (Mereka itulah orang yang dikutuki Allah). QS. An-Nisa: 52
  • أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ (Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai). QS. Al-A'raf: 179
  • وَأُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْخَيْرَٰتُ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ (Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung). QS. At-Taubah: 88

Itulah beberapa contoh isim isyarah baik dalam Al-Qur'an dan kalimat sehari-hari beserta penjelasannya yang dapat kami sampaikan. Semoga mengedukasi dan menginspirasi serta mempermudah pemula dalam mempelajari ilmu nahwu dan shorof. Jika merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa share agar teman-teman lainnya juga ikut merasakan manfaatnya.

Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar