Dhomir Mustatir dan Contohnya
Oleh Nahwushorof.ID, pada : Mei 06, 2022

Pengertian Dhomir Mustatir
Menurut istilah ulama ahli nahwu, pengertian dhamir mustatir adalah kata ganti yang tidak nampak bentuk lafadz aslinya dalam suatu kalimat. Mustofa al-Ghalayaini dalam kitab “Jami’ al-Durus al-Arabiyyah” mendefinisikan dhomir mustatir sebagai berikut:
الضَّمِيْرُ المُسْتَتِرُ: مَا لَمْ يَكُنْ لَهُ صُوْرَةٌ فِى الكَلَامِ، بَلْ كَانَ مُقَدَّرًا فِى الذِّهْنِ وَمَنْوِيًّا، وَذَلِكَ كَالضَّمِيْرِ المُسْتَتِرِ فِى "أُكْتُبْ" فَإِنَّ التَّقْدِيْرَ: أُكْتُبْ أَنْتَ
Artinya: dhamir mustatir adalah dhamir (kata ganti) yang tidak mempunyai bentuk dalam sebuah kalimat tetapi terdapat taksiran dan ketentuan dalam memahaminya. Contohnya seperti kalimat “أُكْتُبْ” (menulislah !), maka maksudnya adalah “أُكْتُبْ أَنْتَ” (menulislah kamu !).
Ada dua macam dhamir mustatir (kata ganti tersimpan), yaitu mustatir wujub (wajib tersimpan), dan mustatir jawaz (boleh tersimpan).
Dhomir Mustatir Wujub
Dhomir mustatir wujub ini terdapat pada:
- Fi’il amr dilalah mufrad mudzakkar mukhathab (kata ganti orang kedua untuk laki-laki tunggal).
- Fi’il mudhori dilalah mufrad mudzakkar mukhathab (kata ganti orang kedua untuk laki-laki tunggal), mutakallim wahdah atau ma’al ghair (kata ganti orang pertama).
Perhatikan contoh dhomir mustatir wujub pada fi’il amar berikut:
Contoh | Arti |
---|---|
أُخْرُجْ (أَنْتَ) | Keluarlah (kamu) ! |
إِقْرَأْ (أَنْتَ) | Bacalah (kamu) ! |
أُنْظُرْ (أَنْتَ) | Pandanglah (kamu) ! |
تَعَلَّمْ (أَنْتَ) | Belajarlah (kamu) ! |
Semua fi’il amr dalam tabel di atas merupakan contoh kalimat yang menyimpan dhamir, dan dhamir ini wajib tersimpan, tidak boleh dimunculkan dalam pengucapan atau penulisannya. Misalkan kata تَعَلَّمْ (belajarlah), maka dhamir أَنْتَ (kamu) sebagai fa’il (subyek) sudah terkandung di dalam fi'il tersebut. Tanpa menyebutkannya pun mukhathab (lawan bicara) bisa memahami tanpa harus bertanya kembali.
Sekarang perhatikan contoh dhomir mustatir pada fi’il mudhori untuk kata kerja جَلَسَ (duduk) dalam tabel berikut:
Contoh | Dhamir | Arti |
---|---|---|
تَجْلِسُ | أَنْتَ | Kamu sedang duduk (lk) |
أَجْلِسُ | أَنَا | Saya sedang duduk (lk/pr) |
نَجْلِسُ | نَحْنُ | Kami sedang duduk (lk/pr) |
Fa’il berupa dhamir pada fi'il mudhari' di atas wajib disimpan, tidak boleh ditampakkan pada kalimat. Misalkan untuk kata أَجْلِسُ (saya sedang duduk), tidak boleh diucapkan menjadi أَجْلِسُ أَنْتَ. Jika demikian, maka lafadz أَنْتَ pada kalimat barusan berfungsi sebagai taukid atau penguat dhomir mustatir dari fi’il mudhari أَجْلِسُ, bukan sebagai fa'il (subyek).
Dhomir Mustatir Jawaz
Dhomir mustatir jawaz ini terdapat pada:
- Fi’il madhi dan mudhari’ dilalah mufrad mudzakkar ghaib (kata ganti orang ketiga untuk laki-laki tunggal).
- Fi’il madhi dan mudhari’ dilalah mufrad muannats ghaibah (kata ganti orang ketiga untuk perempuan tunggal).
Perhatikan contoh dhamir mustatir jawaz pada fi’il madhi dan mudhori’ dalam tabel berikut:
Contoh | Dhamir | Arti |
---|---|---|
ذَهَبَ | هُوَ | Dia telah pergi (lk) |
ذَهَبَتْ | هِيَ | Dia telah pergi (pr) |
يَذْهَبُ | هُوَ | Dia sedang pergi (lk) |
تَذْهَبُ | هِيَ | Dia sedang pergi (pr) |
Kata ذَهَبَ/ذَهَبَتْ pada tabel di atas merupakan fi’il madhi mabni fathah. Sementara fa’il atau subyeknya berupa dhomir هُوَ/هِيَ yang disimpan. Diperbolehkan juga untuk dimunculkan, menjadi ذَهَبَ هُوَ atau ذَهَبَ هِيَ. Jika demikian, maka dhamir yang terjatuh setelahnya merupakan dhamir bariz yang munfashil (kata ganti yang tidak sambung). Bisa juga keberadaan dhomir mustatir pada fi’il ذَهَبَ/ذَهَبَتْ digantikan oleh isim dhahir, menjadi ذَهَبَ زَيْدٌ (Zaid pergi) atau ذَهَبَتْ فَاطِمَةُ (Fatimah pergi) misalnya. Ketentuan ini juga berlaku bagi fi’il mudhari تَذْهَبُ/يَذْهَبُ sebagaimana madhinya.
Contoh Dhomir Mustatir
Untuk menunjang penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, sekarang perhatikan contoh dhomir mustatir dalam ayat-ayat Al-Qur’an berikut ini !
Contoh penggunaan dhomir mustatir wujub:
- فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ (Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu), {QS. Hud: 112}.
- وَاُفَوِّضُ اَمۡرِىۡۤ اِلَى اللّٰهِ (Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah), {QS. Ghafir: 44}.
- نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ (Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik), {QS. Yusuf: 3}.
- تُؤۡتِى الۡمُلۡكَ مَنۡ تَشَآءُ (Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki), {QS. Ali Imran: 26}.
Contoh penggunaan dhomir mustatir jawaz:
- فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ (Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung), {QS. Ali Imran: 185}.
- وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ (Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan), {QS. Al-Qasas: 11}.
- وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ (Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah), {QS. Al-Baqarah: 8}.
Demikianlah penjelasan dhomir mustatir atau kata ganti tersimpan dalam bahasa Arab yang telah diklasifikasikan oleh para ilmuan nahwu menjadi dua macam, yaitu: 1) Dhamir mustatir wujub, yang terdapat pada fi’il amr untuk mufrad mudzakkar mukhathab, fi’il mudhari yang dimulai dengan ta’ khitob, hamzah, dan nun. 2) Dhamir mustatir jawaz, terdapat pada fi’il madhi dan mudhori dilalah mufrad mudzakkar ghaib dan muannats ghaibah.