Skip to main content

Jangan Salah! Ini Pengertian Dhomir Mustatir dan Contohnya dalam Kalimat

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - Dhomir mustatir adalah jenis isim dhomir atau kata ganti dalam bahasa Arab yang tidak memiliki gambaran pelaku pada sebuah ucapan. Tetapi terdapat taksiran dan ketentuan-ketentuan untuk memahaminya. Artinya, dhamir ini tidak dijumpai dalam pengucapan atau penulisan, namun tetap bisa diperkirakan sesuai dengan kaidah yang menyertainya.

Pengertian Dhomir Mustatir

Secara leksikal, kata al-mustatir (المستتر) berasal dari madhi istataro (إستتر), artinya samar, tersimpan. Kata al-mustatir (المستتر) juga memiliki keserasian makna dengan al-ghaib (الغائب), artinya tersembunyi, atau tertutup.

Menurut istilah ulama ahli nahwu, pengertian dhomir mustatir adalah kata ganti yang tidak nampak bentuk lafadz aslinya dalam suatu kalimat. Mustofa al-Ghalayaini dalam kitab “Jami’ al-Durus al-Arabiyyah” mendefinisikan dhomir mustatir sebagai berikut:

الضَّمِيْرُ المُسْتَتِرُ: مَا لَمْ يَكُنْ لَهُ صُوْرَةٌ فِى الكَلَامِ، بَلْ كَانَ مُقَدَّرًا فِى الذِّهْنِ وَمَنْوِيًّا، وَذَلِكَ كَالضَّمِيْرِ المُسْتَتِرِ فِى "أُكْتُبْ" فَإِنَّ التَّقْدِيْرَ: أُكْتُبْ أَنْتَ

Artinya: dhamir mustatir adalah dhamir (kata ganti) yang tidak mempunyai bentuk dalam sebuah kalimat tetapi terdapat taksiran dan ketentuan dalam memahaminya.

Mustofa al-Ghalayaini memberikan contoh dhomir mustatir dengan kalimat “أُكْتُبْ” (menulislah !), maka maksudnya adalah “أُكْتُبْ أَنْتَ” (menulislah kamu !).

Macam-macam Dhomir Mustatir

Dalam ilmu nahwu yang mempelajari bahasa Arab, dhamir mustatir dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu dhomir mustatir wujub (wajib tersimpan), dan dhomir mustatir jawaz (boleh tersimpan). Penjelasan keduanya sebagaimana berikut!

1. Dhomir Mustatir Wujub

Dalam kamus Arab-Indonesia, kata al-wujub (الوجوب) berarti kewajiban atau keharusan. Dengan demikian, yang dimaksud dhamir mustatir wujub adalah kata ganti yang keberadaannya wajib disembunyikan, dan tidak bisa digantikan oleh isim dhahir.

Dhomir mustatir wujub ini terdapat pada:

  1. Fi’il amr dilalah mufrad mudzakkar mukhathab (kata ganti orang kedua untuk laki-laki tunggal).
  2. Fi’il mudhori dilalah mufrad mudzakkar mukhathab (kata ganti orang kedua untuk laki-laki tunggal), mutakallim wahdah atau ma’al ghair (kata ganti orang pertama).

Perhatikan contoh dhomir mustatir wujub pada fi’il amar berikut!

Contoh Arti
أُخْرُجْ (أَنْتَ) Keluarlah (kamu) !
إِقْرَأْ (أَنْتَ) Bacalah (kamu) !
أُنْظُرْ (أَنْتَ) Pandanglah (kamu) !
تَعَلَّمْ (أَنْتَ) Belajarlah (kamu) !

Semua fi’il amr dalam tabel di atas merupakan contoh kalimat dhamir mustatir yang wajib tersimpan, tidak boleh dimunculkan dalam pengucapan atau penulisannya. Misalkan kata تَعَلَّمْ (belajarlah), maka dhamir أَنْتَ (kamu) sebagai fa’il (subyek) sudah termuat di dalam fi'il tersebut. Sekalipyn tidak disebutkan lawan bicara sudah bisa memahami tanpa harus bertanya kembali.

Sekarang perhatikan contoh dhomir mustatir pada fi’il mudhori untuk kata kerja جَلَسَ (duduk) dalam tabel berikut!

Contoh Dhamir Arti
تَجْلِسُ أَنْتَ Kamu sedang duduk (lk)
أَجْلِسُ أَنَا Saya sedang duduk (lk/pr)
نَجْلِسُ نَحْنُ Kami sedang duduk (lk/pr)

Fa’il berupa dhamir pada fi'il mudhari' di atas wajib disimpan, tidak boleh ditampakkan pada kalimat. Misalkan untuk kata أَجْلِسُ (saya sedang duduk), tidak boleh diucapkan أَجْلِسُ أَنْتَ. Jika disebutkan maka lafadz أَنْتَ pada kalimat barusan berfungsi sebagai taukid (penguat) atas fi’il mudhari أَجْلِسُ, bukan sebagai fa'il (subyek).

2. Dhomir Mustatir Jawaz

Dhamir mustatir jawaz adalah kata ganti yang disimpan, namun tidak wajib. Artinya, ia juga boleh ditampakkan dalam suatu kalimat, dan keberadaan atau kehadirannya bisa digantikan dengan isim dhahir, bahkan dhamir munfashil.

Dhomir mustatir jawaz ini terdapat pada:

  1. Fi’il madhi dan mudhari’ dilalah mufrad mudzakkar ghaib (kata ganti orang ketiga untuk laki-laki tunggal).
  2. Fi’il madhi dan mudhari’ dilalah mufrad muannats ghaibah (kata ganti orang ketiga untuk perempuan tunggal).

Perhatikan contoh dhamir mustatir jawaz pada fi’il madhi dan mudhori’ dalam tabel berikut!

Contoh Dhamir Arti
ذَهَبَ هُوَ Dia telah pergi (lk)
ذَهَبَتْ هِيَ Dia telah pergi (pr)
يَذْهَبُ هُوَ Dia sedang pergi (lk)
تَذْهَبُ هِيَ Dia sedang pergi (pr)

Kata ذَهَبَ/ذَهَبَتْ pada contoh di atas merupakan fi’il madhi mabni fathah. Sementara fa’il atau subyeknya berupa dhomir هُوَ/هِيَ yang disimpan. Diperbolehkan juga untuk dimunculkan menjadi ذَهَبَ هُوَ atau ذَهَبَ هِيَJika disebutkan, maka dhamir yang terjatuh setelahnya menjadi dhamir bariz yang munfashil (tidak sambung).

Bisa juga keberadaan dhomir mustatir pada fi’il ذَهَبَ/ذَهَبَتْ digantikan oleh isim dhahir, menjadi ذَهَبَ زَيْدٌ (Zaid pergi) atau ذَهَبَتْ فَاطِمَةُ (Fatimah pergi). Ketentuan ini juga berlaku bagi fi’il mudhari تَذْهَبُ/يَذْهَبُ sebagaimana madhinya.

Contoh Dhomir Mustatir

Untuk menunjang penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, sekarang perhatikan contoh dhomir mustatir dalam kalimat Al-Qur’an berikut!

Contoh penggunaan dhomir mustatir wujub dalam kalimat:

  • فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ (Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu), {QS. Hud: 112}.
  • وَاُفَوِّضُ اَمۡرِىۡۤ اِلَى اللّٰهِ (Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah), {QS. Ghafir: 44}.
  • نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ (Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik), {QS. Yusuf: 3}.
  • تُؤۡتِى الۡمُلۡكَ مَنۡ تَشَآءُ (Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki), {QS. Ali Imran: 26}.

Contoh penggunaan dhomir mustatir jawaz dalam kalimat:

  • فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ (Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung), {QS. Ali Imran: 185}.
  • وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ (Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan), {QS. Al-Qasas: 11}.
  • وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ (Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah), {QS. Al-Baqarah: 8}.

Penutup

Demikianlah penjelasan dhomir mustatir atau kata ganti yang tersimpan dalam bahasa Arab. Para ilmuan nahwu membaginya menjadi dua macam, yaitu: 1) Dhamir mustatir wujub, yang terdapat pada fi’il amr untuk mufrad mudzakkar mukhathab, fi’il mudhari yang dimulai dengan ta’ khitob, hamzah, dan nun. 2) Dhamir mustatir jawaz, terdapat pada fi’il madhi dan mudhori dilalah mufrad mudzakkar ghaib dan muannats ghaibah.

Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar