Skip to main content

Isim adalah? Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Kalimatnya

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - Isim adalah salah satu jenis kata dalam bahasa Arab yang memiliki peran penting dalam membentuk kalimat. Kata ini memiliki beberapa ciri khas dan berbagai contoh penggunaannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, ciri-ciri, serta memberikan contoh kata isim dalam kalimat bahasa Arab.

Pengertian Isim

Bahasa Indonesia dan bahasa Arab ini kaya akan perbedaan. Yang diartikan dengan "kalimah" dalam bahasa Arab adalah "kata" dalam artian bahasa Indonesia. Beberapa kumpulan kalimah dalam bahasa Arab disebut sebagai "jumlah". Sedangkan dalam bahasa Indonesia "jumlah" diistilahkan dengan "kalimat".

Kalimah (كَلِمَة) menurut para ulama ahli nahwu juga bisa disebut menggunakan istilah kilmah atau kalmah (كِلْمَة/كَلْمَة) yang secara etimologi berarti "kata".

Sedangkan menurut terminologi kalimah (كلمة) adalah lafadz mufrod (mandiri) yang memperlihatkan arti tertentu suatu kata. Dengan demikian, apabila tidak memperlihatkan suatu arti tertentu, maka tidaklah disebut sebagai kalimah.

Adapun yang dimaksud dengan isim adalah kata benda atau nomina dalam pengertian bahasa Indonesia, yaitu jenis kata yang menunjukkan pada benda, barang, hewan, manusia dan segala hal yang tidak mempunyai waktu. Kata benda atau nomina ini dapat menempati peranan sebagai Subyek (S), Objek (O) dan pelengkap Klausa.

Definisi isim tersebut tidak berbeda jauh dengan pengertian isim dalam bahasa Arab, yaitu:

الإِسْمُ هُوَ كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِي نَفْسِهَا وَ لَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَضْعًا

Artinya: "Isim adalah kata yang menunjukkan arti tertentu secara mandiri dan tidak terikat oleh waktu".

Agar lebih memahami pengertian isim sebagaimana yang dimaksud, sekarang coba perhatikan contoh isim dalam tabel berikut ini!

Contoh Isim
Arab Transliterasi Indonesia
كِتَابٌ Kitaabun Buku
جَوْهَرٌ Jauharun Bunga
أَسَدٌ Asadun Singa
زَيْدٌ Zaidun Zaid
كُرْسِيٌّ Kursiyyun Kursi

Sebagai perumpamaan, saat kita mendengar contoh isim seperti kata أَسَدٌ (singa), tidak muncul pertanyaan akan waktunya, apakah akan singa, sedang singa, atau sudah singa? Itu yang diartikan وَلَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَضْعًا bahwa isim merupakan kalimah yang terlepas atau tidak terikat dengan waktu.

Adapun yang diartikan menunjukkan arti secara mandiri yaitu tanpa perlu disandingkan atau disusun dengan kalimah lain sudah dapat ditangkap maknanya oleh lawan bicara. Contohnya seperti kata كِتَابٌ, artinya sebuah buku, mustahil ia memperlihatkan arti selain buku. Ketika disebutkan buku kita tidak mungkin menangkap penggaris sebagai artinya.

Contoh kata lain seperti isim زَيْدٌ (nama seseorang), kita sudah mengetahui arti tersebut tanpa dipertemukan dengan kalimah lain karena telah memperlihatkan arti untuk dirinya sendiri, mustahil jika kita akan berpikir kepada seseorang yang namanya Khalid.

Baca juga: Pembagian Kalimah Isim dalam Bahasa Arab

Dari penjelasan di atas, maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa pengertian isim adalah kata benda (nomina) yang menunjukkan makna tertentu tanpa terikat oleh waktu sekalipun ia tidak dalam keadaan tersusun pada suatu kalimat.

Dalam bahasa Arab sendiri, semua jenis kata yang ada dalam bahasa Indonesia baik memiliki sifat konkret atau abstrak digolongkan sebagai kalimah isim. Seperti nama orang, hewan, tumbuhan, tempat, dan segala hal yang dapat dibendakan. Namun ada pengecualian, yakni kata kerja (verba) dan kata tugas. Seperti menulis, membaca, belajar, untuk, oleh, dan, ke.

Lebih lanjut, untuk mengenali suatu kalimah, apakah kalimah itu termasuk isim, fi'il atau huruf kita perlu melihat ciri-ciri dari masing-masing kalimah yang telah dirumuskan oleh para ulama ahli nahwu. Kalimah isim bisa diketahui dengan beberapa ciri, dan tidak diisyaratkan harus ada semua ciri-ciri yang dimilikinya. Cukup satu tanda ia telah sah disebut isim, terlebih ia mempunyai dua tanda atau lebih.

Ciri-ciri Isim

Imam ibnu Malik telah menjelaskan mengenai ciri-ciri isim melalui bait Alfiyah berikut:

بِالجَرِّ وَ التَّنْوِيْنِ وَ النِّدَا وَ أََل | وَ مُسْنَدٍ لِلْاِسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَل

Dari bait Alfiyah di atas dapat kita ketahui bahwa isim memiliki 5 ciri-ciri sebagai pembeda dengan kalimah lainnya. Lebih jelasnya, mari kita uraikan satu persatu ciri-ciri isim sebagaimana perkataan Imam ibnu Malik.

1. I'rab jar

Ciri-ciri isim yang pertama yaitu dapat di i'rabi dengan i'rab jar atau khafadh, baik itu dengan huruf (بالحرف), penyandaran (بالإضافة), atau mengikuti pada kalimah yang terjatuh sebelumnya (بالتّابع).

Contoh isim dengan i'rab jar atau khofadh sebagaimana kalimat:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Dengan menyebut nama-Mu yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

Keterangan: Lafadz بسم dibaca jar karena dimasuki huruf jer (ب), lafadz اللّه dibaca jer karena menjadi mudhaf ilaih, dan lafadz الرّحمن الرّحيم adalah isim yang dibaca jar sebab idhofah (penyandaran).

2. Kemasukan tanwin

Ciri isim yang kedua yaitu dapat menerima masuknya tanwin, yang secara bahasa berarti bunyi/suara. Menurut istilah ulama ahli nahwu, pengertian tanwin adalah nun sukun yang seolah-olah ada di akhir isim secara pelafadzan (penyuaraannya) tapi pisah/raib saat ditulis dan diwaqofkan. Contohnya seperti kata رَجُلٌ (orang laki-laki), dan أَبٌ (bapak).

Penting diketahui bahwa tanwin dalam ilmu nahwu yang menjadi ciri-ciri isim itu digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu tanwin tamkin, tanwin tankir, tanwin muqobalah, dan tanwin iwadl.

3. Menjadi munada

Ciri isim berikutnya adalah dapat dimasuki huruf nida' atau menjadi munada. Karena kalimah-kalimah yang dapat dimasuki huruf nida' hanyalah kalimah isim. Misalkan kalimat يَا مُحَمَّدُ (wahai Muhammad), maka kata مُحَمَّد pada contoh barusan merupakan kategori kalimah isim untuk nama seseorang.

4. Kemasukan al ta'rif

Ciri-ciri isim yang keempat yaitu dapat menerima masuknya alif lam ta'rif (red: dibaca al), yaitu huruf yang berfungsi menjadikan isim nakiroh menjadi ma'rifat.

Contoh isim yang disertai alif lam tarif seperti kata رَجُلٌ (memiliki sifat umum) saat dimasuki ال menjadi الرَّجُلُ (memiliki sifat tertentu).

5. Menjadi musnad ilaih

Ciri-ciri isim yang terakhir yaitu dapat dijadikan sebagai musnad ilaih, artinya kalimah yang disandarkan padanya, yaitu musnad (مسند), sandaran atau sebagai sandaran. Hubungan keduanya diistilahkan sebagai isnad (إسناد). Sederhananya adalah yang dikatakan sebagai subyek dan predikat dalam pengertian bahasa Indonesia.

Contoh isim yang menjadi musnad ilaih seperti kalimat:

نَصَرَ خَالِدٌ / خَالِدٌ نَصَرَ

"Khalid menolong / Khalid orang yang menolong"

Keterangan: kedudukan خالد pada kalimat di atas adalah sebagai musnad ilaih, dan نصر sebagai musnad-nya.

Contoh Isim

Berikut adalah beberapa contoh isim yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam bentuk mufrad, tasniyah dan jamak.

Contoh Isim
Mufrad Tasniyah Jamak Artinya
قَلَمٌ قَلَمَانِ أَقْلَامٌ Pensil
كِتَابُ كِتَابَانِ كُتُبٌ Buku
طَالِبٌ طَالِبَانِ طُلَّابٌ Siswa
بَيْتٌ بَيْتَانِ بُيُوْتٌ Rumah
جَبَلٌ جَبَلَانِ جِبَالٌ Gunung
أُسْتَاذٌ أُسْتَاذَانِ أَسَاتِيْذُ Guru
مِفْتَاحٌ مِفْتَاحَانِ مَفَاتِيْحُ Kunci
مِصْبَاحٌ مِصْبَاحَانِ مَصَابِيْحُ Lampu
كُرْسِيٌّ كُرْسِيَّانِ كَرَاسِيُّ Kursi
تِلْمِيْذٌ تِلْمِيْذَانِ تَلَامِيْذُ Pelajar

Contoh Kalimat Isim

Setelah menghafal berbagai contoh isim sekarang coba perhatikan bagaimana contoh penggunaan isim dalam kalimat bahasa Arab.

  1. عَلَيْكُمْ أَنْ تَقْرَأُوا هَذَا الكِتَابَ - Kalian harus membaca buku ini.
  2. فِيْ جَنَائِبِنَا جَبَلٌ جَمِيْلٌ - Di sebelah selatan kami ada gunung yang indah.
  3. هُوَ طَالِبٌ ذَكِيٌّ - Dia siswa yang pintar.
  4. هَذَا بَيْتٌ جَمِيْلٌ - Rumah ini bagus.
  5. فِيْ حَقِيْبَتِيْ أَرْبَعَةُ أَقْلَامٍ - Di dalam tasku ada empat pensil.

Dengan memahami contoh kalimat isim, kita dapat lebih lancar dan jelas dalam berkomunikasi. Penggunaan isim yang tepat akan memperkaya struktur kalimat dan membuatnya lebih bermakna.

Demikianlah penjelasan tentang pengertian dan ciri-ciri isim dalam bahasa Arab. Setelah mempelajari ini, semoga dapat membantu pemahaman pemula sehingga dapat membedakan perbedaan kalimah antara satu dengan lainnya. Terlebih lagi setelah mempelajari ini kita semakin termotivasi belajar bahasa Arab sebagai gerbang awal menyelami khazanah keilmuan keislaman.

Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar