Skip to main content

Pembagian Kalimah Isim dalam Bahasa Arab dan Penjelasannya

Table of Content [ ]
Nahwushorof.ID - Isim adalah kata benda yang tidak terikat dengan waktu. Contohnya seperti kata بَقَرٌ (sapi), yang tidak memuat waktu sudah, sedang, atau akan. Itulah mengapa kalimah isim dikatakan tidak terikat oleh waktu. Dalam artikel ini, akan diuraikan lebih dalam mengenai pembagian kalimah isim berdasarkan jenis, bilangan, kejelasannya maupun berdasarkan perubahan harakat akhirnya.

Pembagian Isim Berdasarkan Jenisnya

Dalam bahasa Arab, mengetahui pembagian isim merupakan hal yang sangat penting. Sebab untuk dapat merujukkan sebuah dhamir dan menerapkan fi'il (kata kerja) yang pas membutuhkan pengetahuan mengenai pembagian kalimah isim ini.

Jika dilihat berdasarkan jenisnya, kalimah isim dibagi menjadi dua macam, yaitu:

  1. Isim mudzakkar,
  2. Isim muannas.

1. Isim Mudzakkar

Isim mudzakkar adalah isim yang ditujukan untuk jenis laki-laki baik aqil (berakal) ataupun ghairu aqil (tidak berakal). Contohnya seperti اَلرَّجُلُ (Seorang laki-laki), مُحَمّدٌ (Muhammad), اَلْمِصْباحُ (Lentera).

Contoh isim mudzakkar dalam kalimat:

  • هُوَ طَبِيْبٌ (Dia adalah dokter (lk)).
  • جاَءَ مُحَمَّدٌ (Muhammad telah datang).

Pada contoh di atas kata طَبِيْبٌ adalah isim mudzakkar (kata benda jenis laki-laki) sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berupa mudzakkar yaitu هُوَ. Dan pada contoh yang kedua, kata مُحَمَّدٌ juga termasuk isim mudzakkar sehingga fi’il (kata kerja) yang dipakai juga berupa fi'il mudzakkar, yaitu جاَءَ.

2. Isim Muannats

Isim muannats adalah isim yang ditujukan untuk jenis perempuan baik aqil (berakal) maupun ghairu aqil (tidak berakal). Contohnya seperti عَائِشَةُ (Aisyah), الدَّجَاجَةُ (Ayam betina), الشَّمْسُ (Matahari).

Contoh isim muannats dalam kalimat:

  • هِيَ طَبِيْبَةٌ (Dia adalah dokter (pr)).
  • جاَءَتْ هِنْدٌ (Hindun telah datang).

Pada contoh yang pertama, lafadz  طَبِيْبَةٌ merupakan isim muannats (kata benda jenis perempuan) sehingga kata ganti yang dipakai juga harus berupa muannas yaitu هِيَ. Dan contoh kedua, lafadz هِنْدٌ juga termasuk kategori muannats sehingga fi’il-nya juga berupa muannats, yaitu جاَءَتْ.

Pembagian Isim Berdasarkan Bilangannya

Dilihat berdasarkan bilangannya, isim dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

  1. Isim mufrad,
  2. Isim tasniyah,
  3. Isim jamak.

1. Isim Mufrad

Isim mufrad dalah isim yang menunjukkan makna tunggal baik pada mudzakkar maupun muannats. Contohnya : أُسْتَاذٌ (Pak guru), أُسْتَاذَةٌ (Bu guru), مُسْلِمٌ (Muslim), مُسْلِمَةٌ (Muslimah).

2. Isim Tasniyah/Mutsanna

Isim tasniyah atau isim mutsanna adalah isim yang menunjukkan makna ganda atau dua, baik pada mudzakkar maupun muannats. Contohnya : أُسْتَاذَانِ ,اُسْتاَذَيْنِ (dua orang guru (lk)), أُسْتَاذَتاَنِ ,أُسْتَاذَتَيْن ِ (dua orang guru (pr)).

3. Isim Jamak

Isim jamak adalah isim yang menunjukkan makna lebih dari dua, baik pada mudzakkar maupun muannats. Secara globalnya, isim jamak dibedakan ke dalam tiga macam, yaitu 1) jamak mudzakkar salim, 2) jamak muannats salim, dan 3) jamak taksir. Namun jika dilihat pada struktur perubahan bentuknya dari mufrad ke jamak, isim ini dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu salim dan taksir.

Macam-macam Isim Jamak Berdasarkan Perubahannya

Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa isim jamak jika dilihat dari struktur perubahan bentuknya dari mufrad ke jamak dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu jamak salim dan jamak taksir.

1. Isim Jamak Salim

Salim secara bahasa artinya selamat. Dengan demikian, yang dimaksud dengan isim jamak salim adalah isim jamak yang selamat perubahan bentuknya dari mufrad ke jamak. Artinya, ketika isim mufrad tersebut dijadikan jamak tidak merusak struktur awal. Misalnya lafadz زَيْدٌ, ketika dijamakkan menjadi زَيْدُوْنَ / زَيْدِيْنَ (tanpa merusak susunan awal).

Isim jamak salim kemudian dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu jamak mudzakar salim dan jamak muannas salim. Perbedaan antara keduanya terletak pada penggunaannya, jika jamak mudzakar untuk jenis laki-laki, maka jamak muannats salim diperuntukkan untuk jenis perempuan.

Pertama, jamak mudzakkar salim adalah isim jamak yang digunakan untuk jenis laki-laki. Ciri-cirinya yaitu ditandai adanya huruf tambahan wawu+nun / ya'+nun. Adapun i'rab jamak mudzakar salim ketika rafa' adalah dhammah, ketika nashab dan jar dengan ya'. Contohnya seperti lafadz مُسْلِمُوْنَ ,مُسْلِمِيْنَ (Orang-orang islam (lk)).

Kedua, jamak muannats salim adalah isim jamak yang dipakai untuk jenis perempuan. Ciri-cirinya yaitu terdapat huruf tambahan alif+ta'. Adapun i'rabnya ketika rafa dengan dhammah, ketika nashab dan jar dengan kasrah. Contohnya seperti مُسْلِماَت (Orang-orang islam (pr)), مُؤْمِناَت (Oarang-orang mukmin (pr)).

2. Isim Jamak Taksir

Jamak taksir adalah isim jamak yang tidak beraturan dalam perubahan bentuknya, sehingga perlu dihafalkan wazan-wazannya. Misalnya, lafadz بَيْتٌ, ketika dijamak taksirkan menjadi بُيُوْتٌ (merusak susunan awal), dan masih banyak lagi.

Pembagian Isim Berdasarkan Kejelasannya

Berdasarkan kejelasannya, kalimah isim dibagi menjadi dua macam, yaitu :

  1. Isim nakirah,
  2. Isim ma'rifat.

1. Isim Nakirah

Isim nakirah adalah isim yang belum jelas dalam penunjukannya. Dengan kata lain isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat menimbulkan pertanyaan ulang. Seperti lafadz رَجُلٌ (orang laki-laki), وَلَدٌ (anak (lk)), اُسْتاَذٌ (pak guru), كِتاَبٌ (Buku).

Untuk dapat mengidentifikasi isim nakirah, dapat dilihat dari cirinya, yaitu menerima tanwin dan tidak ditemukan tambahan alif+lam sebagaimana contoh di atas, hal ini berdasarkan indikasi yang dilihat secara lafdziyah.

Meski demikian, ada juga isim-isim nakirah yang tidak menerima tanwin, yaitu isim tasniyah dan jamak mudzakkar salim. Contohnya adalah رَجُلاَنِ (dua pemuda), رَجُلُوْنَ (pemuda-pemuda).

Baca juga : Isim Nakirah dan Isim Ma'rifat

2. Isim Ma'rifat

Isim ma'rifat adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas penunjukannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu dan tidak lagi menimbulkan pertanyaan ulang. Seperti lafadz الرَّجُلُ (Orang (lk) itu), اَلْوَلَدُ (Anak (lk) itu ), مُحَمَّدٌ (Nama orang).

Dalam kaidah ilmu nahwu, isim ma'rifat dikelompokkan ke dalam 6 macam yaitu: 1) isim dhamir, 2) isim maushul, 3) isim isyarah, 4) isim munada, 5) isim alam, dan 6) isim yang mudhaf kepada isim ma'rifat.

Pertama, isim dhomir adalah kata yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan seseorang maupun sekelompok benda.

Berdasarkan fungsinya, isim dhomir ini digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

  1. Dhamir Rafa' / Muttashil ( yang berfungsi sebagai subjek).
  2. Dhamir Nashab / Munfashil (yang berfungsi sebagai objek).

Dhamir rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa disebut dhomir muttashil. Sedangkan dhamir nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat sehingga disebut dhomir munfashil.

Contohnya seperti kalimat هُوَ يَرْحَمُهُمْ (Dia menyayangi mereka). Pada contoh barusan, kata هُوَ (dia) adalah dhomir rafa', sedangkan kata هُمْ (mereka) merupakan dhamir nashab-nya.

Kedua, isim maushul adalah kata sambung yang berfungsi sebagai perantara, ia dapat memberikan faedah sempurna jika bersambung dengan kata setelahnya yang disebut shilah maushul. Dalam bahasa Indonesia, isim maushul biasa diartikan dengan “yang”. Contohnya lafadz الَّذِي (untuk mudzakkar), الَّتِي (untuk muannats).

Ketiga, isim isyarah adalah isim yang berfungsi sebagai penunjukan, baik berakal maupun tidak. Dalam bahasa Indonesia biasa diartikan dengan “ini” atau “itu”. Seperti kata هَذًا (untuk mudzakkar), هَذِهِ (untuk muannats) ذَالِكَ (untuk mudzakkar), تِلْكَ (untuk muannats).

Keempat, isim munada adalah isim yang kemasukan huruf nida', yang berfungsi untuk memanggil atau mengundang. Contoh isim munada adalah kata ياَ رَجُلُ (wahai pemuda), ياَ اُسْتاَذُ (wahai guru).

Kelima, isim alam adalah isim yang menunjukkan kepada nama, baik itu nama manusia maupun selainnya. Contoh isim alam seperti halnya lafadz مُحَمَّدٌ (Muhammad), مَكَّةَ (Kota Makkah), النِّيْلُ (Sungai Nil), dan lain-lain.

Keenam, isim nakirah yang berstatus mudhaf, artinya ia bersandar kepada isim ma'rifat sehingga statusnya juga menjadi ma'rifat, mengikuti mudhaf ilaihnya. Contohnya seperti قَلَمُ مُحَمَّدٍ (Pena Muhammad). Pada contoh barusan, lafadz قَلَمٌ adalah isim nakiroh, namun =menjadi ma’rifat sebab mudhaf dengan kata مُحَمَّدٍ.

Pembagian Isim Berdasarkan Perubahan Harakat Akhirnya

Kalimah isim dari segi perubahan harakat akhirnya, dibagi menjadi dua macam, yaitu :

  1. Isim mu'rab,
  2. Isim mabni.

1. Isim Mu'rab

Isim mu'rab adalah isim yang berubah-ubah harakat akhirnya sebab berbedanya amil yang masuk pada kalimah tersebut.

Contoh isim mu'rab seperti kalimat:

  • جاَءَ مُحَمَّدٌ (Muhammad telah datang).
  • رَأَيْتُ مُحَمَّدًا (Saya telah melihat Muhammad).
  • مَرَرْتُ بٍمُحَمَّدٍ (Saya berjalan dengan Muhammad).

Perhatikan lafadz مُحَمَّدُ pada contoh di atas. Pada contoh pertama berharokat dhommah, pada contoh kedua berharokat fathah, dan pada contoh yang ketiga dibaca kasroh. Keadaan akhir yang tidak menentu tersebut disebabkan oleh berbedanya amil yang masuk pada kalimah tersebut.

Adapun isim-isim yang mu'rab ada 9 macam, yaitu:

  1. Isim mufrad
  2. Isim tasniyah
  3. Isim jamak mudzakar salim
  4. Isim jamak muannas salim
  5. Isim manqush
  6. Isim maqshur
  7. asma'ul khamsah / as-sittah
  8. isim jamak taksir
  9. isim gahiru munsharif.

2. Isim Mabni

Isim mabni adalah isim yang tidak mengalami perubahan keadaan akhirnya, meskipun amil yang masuk padanya berbeda-beda.

Contoh isim mabni seperti kalimat:

  • هَذَا كِتَابٌ (Ini kitab).
  • ضَرَبَ زَيْدٌ هَذَا الكَلْبَ (Zaid memukul anjing ini).
  • جَاءَ خَالِدٌ فِى هَذَا المَجْلِسِ المُبَارَكِ (Khalid datang di majlis yang berkah ini).

Pada ketiga contoh tersebut, harakat akhir lafadz هَذَا tidak mengalami perubahan meskipun amil yang mendahuluinya berbeda-beda.

Adapun macam-macam isim mabni antara lain yaitu :

  1. Isim Dhomir
  2. Isim Isyaroh
  3. Isim Maushul
  4. Isim Syarat
  5. Isim Istifham
  6. Isim fi'il

Penutup

Itulah pembagian kalimah isim dalam bahasa Arab baik berdasarkan jenis, bilangan, kejelasan, maupun keadaan harokat akhirnya.

Dengan mempelajari kalimah isim beserta pembagiannya ini para pelajar akan dimudahkan dalam menemukan kata dalam kitab berbahasa Arab yang termasuk kata benda berdasarkan jenisnya. Selain itu juga menghindari kesalahan dalam membuat kalimat isim bahasa Arab sehingga tidak menimbulkan kebingungan bagi yang mendengarkan.

Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar